Bripda Imelda, Polisi Wanita Asal Papua, Bertekad Jadi Garda Terdepan Ketahanan Pangan

Imelda Troce, seorang putri daerah kebanggaan Papua, kini resmi menyandang pangkat Bripda setelah menyelesaikan pendidikan kepolisian. Dengan semangat membara, wanita berusia 20 tahun ini ingin berkontribusi nyata sebagai problem solver di bidang pertanian, khususnya di tanah kelahirannya.

Berbekal ilmu yang diperoleh dari bangku SMK Pertanian, Imelda optimis dapat memberikan dampak positif bagi para petani lokal. Ia berencana untuk aktif mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi petani dan menawarkan solusi yang tepat sasaran.

"Saya akan terjun langsung ke masyarakat, melihat kondisi riil di lapangan. Dari sana, saya akan membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ada, misalnya dengan memberikan pelatihan menanam sayuran untuk kebutuhan sehari-hari atau bahkan untuk dijual di pasar," ujarnya.

Imelda adalah bagian dari Bintara Kompetensi Khusus (Bakomsus) Polri yang direkrut untuk mendukung visi Ketahanan Pangan yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto. Ketertarikannya pada bidang pertanian tumbuh sejak remaja, didorong oleh latar belakang keluarganya yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas.

"Saya memilih jurusan pertanian karena saya ingin mengaplikasikan ilmu yang saya dapatkan di lahan milik keluarga," jelas Imelda.

Ia menceritakan bahwa sektor pertanian di kampung halamannya masih cukup menggeliat. Masyarakat setempat banyak yang menggantungkan hidupnya pada pertanian, terutama tanaman pinang.

"Sebagian besar masyarakat di sana masih aktif bertani, terutama menanam pinang. Hasilnya menjadi sumber penghidupan utama bagi banyak keluarga," ungkap Imelda.

Sebagai anggota Bakomsus Ketahanan Pangan, Imelda akan berperan sebagai Bhabinkamtibmas yang fokus pada isu-isu pertanian. Tugasnya meliputi:

  • Mengawal program-program pemerintah terkait ketahanan pangan.
  • Memantau dan memastikan distribusi pupuk dan bantuan alat pertanian berjalan lancar.
  • Menghubungkan petani dengan pihak-pihak terkait di daerah jika menghadapi kendala.

"Kami, sebagai Bakomsus, akan turun langsung ke masyarakat, berinteraksi langsung dengan mereka. Saya akan mencari tahu apa saja yang menjadi kekurangan masyarakat, baik dari segi sumber daya maupun hal lainnya, untuk kemudian mencari solusi terbaik," kata Imelda.

Imelda juga mengapresiasi langkah Polri yang membuka rekrutmen Bakomsus dari berbagai bidang, termasuk ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, dan gizi. Ia menilai kebijakan ini memberikan peluang kerja bagi lulusan dengan keahlian khusus yang selama ini mungkin kurang terserap di pasar kerja.

"Perekrutan ini sangat membantu kami. Selama ini, bidang keahlian kami mungkin terbatas dalam mencari pekerjaan. Dengan adanya kesempatan dari Polri ini, kami sangat berterima kasih karena kami bisa menjadi polisi sekaligus mengembangkan ilmu yang telah kami pelajari," pungkasnya.

Rekrutmen Bakomsus Ketahanan Pangan dan MBG sendiri telah dilaksanakan oleh Bagian Penyediaan Personel Staf Sumber Daya Manusia (Bagdiapers SSDM) Polri sejak November 2024 dan berlangsung hingga Desember 2025.

Polri menetapkan persyaratan pendidikan bagi pendaftar Bakomsus Pertanian, Peternakan, dan Perikanan mulai dari lulusan SMK, D3, D4, hingga sarjana. Sementara itu, untuk Bakomsus Ahli Gizi dan Kesehatan Masyarakat, syarat pendidikannya adalah D4 dan sarjana.

Penerimaan anggota Polri jalur Bakomsus Pertanian, Perikanan, Peternakan, Ahli Gizi, dan Kesehatan Masyarakat merupakan bagian dari strategi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mempercepat terwujudnya Swasembada Pangan dan program Makan Bergizi Gratis yang optimal. Swasembada Pangan sendiri merupakan salah satu dari Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Rakabuming Raka. Program Makan Bergizi Gratis juga menjadi prioritas Presiden Prabowo dalam rangka meningkatkan kualitas kesehatan anak-anak Indonesia agar menjadi SDM unggul yang siap mewujudkan Indonesia Emas 2045.