Ancaman Nuklir Iran: Sorotan pada Lokasi Strategis di Tengah Ketegangan dengan Israel

Meningkatnya Kekhawatiran Global Terhadap Program Nuklir Iran

Eskalasi ketegangan di Timur Tengah kembali memfokuskan perhatian dunia pada program nuklir Iran. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) pada Juni 2025 lalu mengeluarkan kecaman terhadap Iran atas pelanggaran kewajiban non-proliferasinya, sebuah teguran yang pertama kali terjadi dalam dua dekade terakhir. Alih-alih meredakan kekhawatiran, Iran justru menantang dengan mengumumkan pembukaan fasilitas pengayaan uranium baru dan peningkatan kapasitas sentrifugal di kompleks nuklir Fordow. Langkah ini semakin memperburuk situasi dan meningkatkan spekulasi mengenai potensi serangan terhadap fasilitas-fasilitas nuklir Iran.

Iran bersikeras bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai, membantah tuduhan bahwa mereka berupaya mengembangkan senjata nuklir. Untuk melindungi aset-aset nuklirnya, Iran telah menyebarkan fasilitasnya di berbagai lokasi, termasuk pembangunan sejumlah instalasi di bawah tanah.

Berikut adalah beberapa lokasi nuklir utama di Iran yang menjadi perhatian:

  • Natanz: Terletak sekitar 300 kilometer selatan Teheran, Natanz merupakan jantung dari program pengayaan uranium Iran. Di fasilitas ini, sentrifugal beroperasi untuk memperkaya uranium, sebuah proses yang memiliki aplikasi sipil maupun militer. Natanz telah berulang kali menjadi sasaran sabotase yang diduga dilakukan oleh Israel, termasuk serangan virus Stuxnet, ledakan, dan pemadaman listrik. Pada April 2024, sistem pertahanan udara fasilitas ini dilaporkan dinonaktifkan. IAEA mengkonfirmasi bahwa Natanz termasuk di antara target serangan Israel baru-baru ini, tetapi memastikan tidak ada kebocoran radiasi yang terdeteksi.
  • Isfahan: Pusat Teknologi Nuklir di Isfahan merupakan fasilitas pengolahan uranium yang menyiapkan bahan radioaktif untuk pengayaan. Di sini, uranium oksida (yellowcake) diubah menjadi uranium tetrafluorida (UF4) dan uranium heksafluorida (UF6), senyawa yang digunakan dalam sentrifugal untuk pengayaan uranium.
  • Tambang Uranium Saghand: Terletak di provinsi Yazd, tambang ini merupakan salah satu dari sedikit lokasi penambangan uranium yang diketahui di Iran. Tambang Saghand memasok uranium mentah yang penting untuk program nuklir Iran.
  • Bushehr: Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Bushehr adalah fasilitas nuklir sipil pertama Iran, yang terletak di pantai Teluk Persia. Pembangkit ini digunakan untuk menghasilkan listrik dan tidak terkait dengan program militer.
  • Teheran: Reaktor Riset Teheran adalah fasilitas penelitian yang terutama digunakan untuk memproduksi radioisotop medis untuk pengobatan kanker dan diagnostik kedokteran nuklir. Reaktor ini menjadi titik fokus selama negosiasi perjanjian nuklir 2015 karena potensinya untuk aplikasi militer jika menggunakan uranium yang diperkaya tinggi.
  • Parchin: Fasilitas di dekat Teheran ini secara resmi berfungsi sebagai tempat uji coba senjata dan rudal konvensional. Namun, laporan mengindikasikan bahwa aktivitas terkait pengembangan senjata nuklir mungkin juga dilakukan di Parchin.
  • Karaj: Pusat penelitian teknologi nuklir di bidang pertanian dan kedokteran ini terletak di dekat Karaj. Fasilitas ini dilaporkan juga digunakan untuk produksi dan pengembangan sentrifugal untuk pengayaan uranium. Pada Juni 2021, fasilitas ini menjadi sasaran upaya sabotase.
  • Qom (Fordow): Pabrik Pengayaan Bahan Bakar Fordow terletak di dekat Qom dan dibangun di dalam gunung untuk melindunginya dari serangan udara. Situs ini menghasilkan uranium yang sangat diperkaya.
  • Arak: Reaktor air berat di Arak berpotensi menghasilkan plutonium yang cocok untuk pembuatan senjata nuklir. Namun, setelah perjanjian nuklir 2015, reaktor ini dimodifikasi untuk mencegah kemungkinan tersebut.

Dengan meningkatnya ketegangan di kawasan, masa depan program nuklir Iran dan implikasinya terhadap stabilitas regional tetap menjadi perhatian utama bagi komunitas internasional.