Tragedi Pasar Ambon: Kebakaran Diduga Akibat Kelalaian Penggunaan Gas di Rumah Makan
Kebakaran hebat melanda Pasar Kampung Ambon, Pulogadung, Jakarta Timur, pada Kamis (12/6/2025), menghancurkan delapan kios dan meninggalkan trauma mendalam bagi para pedagang. Insiden ini memicu sorotan tajam terhadap dugaan kelalaian dalam penggunaan instalasi gas di salah satu rumah makan yang menjadi titik awal api.
Salah seorang pedagang yang kiosnya turut dilalap api, Miswanto (57), mengungkapkan bahwa dirinya telah berulang kali mengingatkan pemilik rumah makan tersebut terkait praktik penggunaan satu tabung gas untuk menyuplai tiga kompor sekaligus. Menurut Miswanto, sistem paralel ini sangat berisiko dan berpotensi menyebabkan kebocoran gas. Bahkan, ia mengaku pernah sampai harus menyelamatkan anak pemilik rumah makan dari insiden kecil yang disebabkan oleh masalah gas sebelumnya.
"Saya sudah sering mengingatkan, 'Bu, jangan satu gas untuk tiga kompor. Itu bahaya kalau diparalel. Seharusnya satu kompor satu gas,'" ujar Miswanto dengan nada prihatin.
Selain masalah instalasi gas yang tidak standar, Miswanto juga menyoroti minimnya ventilasi di kios rumah makan tersebut. Ia telah menyarankan pemilik kontrakan untuk memperbaiki sistem ventilasi dan bahkan menyarankan penggunaan alat pembersih udara (air purifier). Namun, sayangnya, saran-saran tersebut tidak pernah diindahkan.
Sehari sebelum kebakaran dahsyat terjadi, Miswanto mengaku mencium aroma aneh seperti masakan dari arah kios rumah makan. Setelah kejadian, ia menduga kuat bahwa aroma tersebut berasal dari kebocoran gas yang akhirnya memicu kobaran api.
"Sehari sebelumnya itu sudah tercium bau seperti masakan yang menyengat. Ternyata benar, sumbernya dari kios rumah makan," ungkapnya.
Sementara itu, Perwira Piket Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur, Nyaman, menduga bahwa api berasal dari salah satu kios dan dengan cepat merambat ke kios-kios lain di sekitarnya. Untuk memadamkan api, Sudin Gulkarmat Jakarta Timur mengerahkan 15 unit mobil pemadam kebakaran dan 75 personel. Untungnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tragis ini.
Kebakaran ini menjadi pengingat pahit akan pentingnya keamanan dan kewaspadaan terhadap potensi bahaya kebakaran, terutama yang disebabkan oleh kelalaian dalam penggunaan instalasi gas. Pemerintah daerah dan pihak terkait diharapkan dapat meningkatkan pengawasan dan memberikan edukasi kepada para pedagang terkait standar keamanan penggunaan gas dan pentingnya ventilasi yang memadai di tempat usaha.