IEU-CEPA Rampung: Produk Unggulan Indonesia Siap Banjiri Pasar Eropa dengan Tarif Nol

Perjanjian IEU-CEPA Buka Peluang Emas Bagi Produk Indonesia di Pasar Eropa

Setelah melalui serangkaian perundingan yang intensif, Indonesia dan Uni Eropa akhirnya mencapai kesepakatan dalam perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif atau Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA). Kesepakatan ini membuka lembaran baru bagi hubungan dagang kedua belah pihak, dengan implikasi signifikan bagi ekspor Indonesia ke pasar Eropa.

Salah satu poin krusial dalam perjanjian ini adalah penghapusan tarif bea masuk untuk sejumlah produk unggulan Indonesia ke negara-negara Uni Eropa. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia dan memacu pertumbuhan ekspor secara signifikan. Beberapa sektor yang dipastikan akan merasakan dampak positif dari kebijakan ini antara lain:

  • Tekstil dan Produk Tekstil (TPT): Industri tekstil Indonesia akan menikmati keuntungan besar dengan dihapuskannya tarif yang sebelumnya berkisar antara 8-12%. Penghapusan tarif ini diharapkan dapat meningkatkan volume ekspor TPT Indonesia ke pasar Eropa.
  • Alas Kaki (Footwear): Sama seperti tekstil, produk alas kaki Indonesia juga akan lebih kompetitif di pasar Eropa dengan tarif nol. Hal ini akan memberikan dorongan signifikan bagi industri alas kaki dalam negeri.
  • Gandum: Akses pasar gandum Indonesia ke Uni Eropa akan semakin terbuka lebar dengan penghapusan tarif. Ini berpotensi meningkatkan volume ekspor dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok gandum yang handal.
  • Perikanan: Sektor perikanan Indonesia juga akan diuntungkan dengan tarif nol untuk produk perikanan yang diekspor ke Uni Eropa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan para nelayan dan pelaku usaha perikanan.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan bahwa penghapusan tarif ini adalah prioritas utama bagi Indonesia dalam perundingan IEU-CEPA. Beliau menyampaikan apresiasi kepada Komisioner Perdagangan Uni Eropa, Maros Sefcovic, atas dukungannya dalam mewujudkan kesepakatan ini.

Implementasi Bertahap

Kendati demikian, penghapusan tarif tidak akan dilakukan secara serentak untuk semua produk. Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Djatmiko Bris Witjaksono menjelaskan bahwa implementasi IEU-CEPA akan dilakukan secara bertahap, dimulai pada akhir 2026 atau awal 2027.

"Ada produk yang langsung nol tarif di hari pertama, ada yang di tahun kedua, dan ada yang di tahun ketiga. Namun, pada akhirnya, insyaallah semuanya akan mencapai tarif nol," ujar Djatmiko.

Manfaat Lebih Luas

Selain penghapusan tarif, IEU-CEPA juga diharapkan dapat mengurangi hambatan non-tarif bagi produk Indonesia, khususnya kelapa sawit. Pemerintah Indonesia terus berupaya untuk memperjelas standar dan mitigasi terkait dengan European Union Deforestation Regulation (EUDR) agar ekspor kelapa sawit Indonesia ke Eropa tidak terhambat.

Airlangga Hartarto optimis bahwa IEU-CEPA akan meningkatkan ekspor Indonesia hingga 50% dalam tiga tahun ke depan. Selain itu, perjanjian ini juga membuka peluang bagi peningkatan akses pasar jasa, terutama tenaga profesional Indonesia, ke Uni Eropa.

"Dengan peningkatan ekspor sebesar 50%, kita akan setara dengan Vietnam atau Malaysia tahun ini. Ini adalah target yang ingin kita capai melalui IEU-CEPA, di mana tarif-tarif unggulan kita yang saat ini masih 8-12% bisa turun menjadi 0%," pungkas Airlangga.