Proyek Monorel Jakarta Terbengkalai: Tiang-Tiang Beton Jadi 'Borok' Ibu Kota, Pramono Anung Desak Pembongkaran

Puluhan tiang beton menjulang tinggi di sepanjang Jalan Rasuna Said dan Jalan Asia Afrika, Jakarta Selatan, menjadi saksi bisu proyek monorel yang mangkrak selama bertahun-tahun. Proyek yang dimulai sejak tahun 2004 ini, alih-alih menjadi solusi transportasi publik, kini justru menjadi pemandangan yang kurang sedap dipandang mata.

Tim investigasi kami menelusuri langsung kondisi tiang-tiang monorel tersebut pada Jumat, 13 Juni 2025. Keberadaan tiang-tiang ini, dengan ukuran yang cukup besar dan tinggi yang bervariasi, nyata-nyata mempersempit ruas jalan Rasuna Said yang notabene merupakan jalur utama lalu lintas di Jakarta.

Kondisi fisik tiang-tiang tersebut pun beragam. Beberapa tiang telah sepenuhnya ditutupi beton, sementara yang lain hanya sebagian saja. Bagian yang tidak tertutup beton memperlihatkan kerangka besi baja yang berkarat dan tampak tidak terawat. Mirisnya, beberapa tiang kini beralih fungsi menjadi media ekspresi para seniman jalanan. Lukisan-lukisan grafiti menghiasi beton-beton yang kusam, memberikan warna yang kontras dengan kesan terbengkalai yang mendominasi.

Di Jalan Asia Afrika, pemandangan serupa juga kami temukan. Tiang-tiang monorel berdiri kokoh, meski tak difungsikan sebagaimana mestinya. Beberapa tiang bahkan dimanfaatkan sebagai tempat menempel iklan komersial, ironi dari sebuah proyek yang seharusnya melayani kepentingan publik.

Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, akhirnya angkat bicara mengenai masalah ini. Ia menyatakan akan segera menyurati PT Adhi Karya Tbk (ADHI), perusahaan yang bertanggung jawab atas proyek ini, untuk segera membongkar tiang-tiang monorel yang mangkrak. Menurutnya, keberadaan tiang-tiang tersebut sangat mengganggu estetika tata kota Jakarta.

Pramono Anung mengungkapkan bahwa pihaknya telah menggelar rapat dengan jajarannya untuk membahas rencana pembongkaran. Ia menegaskan bahwa PT Adhi Karya Tbk memiliki kewenangan penuh untuk melakukan pembongkaran, sesuai dengan keputusan pengadilan negeri (PN) dan arahan dari Jaksa Agung Muda Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun).

"Walaupun sudah ada keputusan PN dan juga pemerintah Jakarta sudah mendapatkan arahan dari Jamdatun, untuk kemudian yang berhak untuk membongkar adalah Adhi Karya," ujar Pramono Anung, seperti dikutip dari detikNews, Selasa (10/6).

Nasib tiang-tiang monorel ini kini berada di tangan PT Adhi Karya Tbk. Apakah perusahaan tersebut akan segera mengambil tindakan untuk membongkar tiang-tiang yang menjadi simbol proyek mangkrak ini, ataukah tiang-tiang tersebut akan terus berdiri sebagai 'borok' yang mencoreng wajah ibu kota?

Berikut point penting dalam berita diatas:

  • Proyek monorel Jakarta mangkrak sejak 2004.
  • Tiang-tiang monorel mempersempit jalan Rasuna Said dan Asia Afrika.
  • Kondisi tiang beragam, ada yang tertutup beton, ada yang tidak.
  • Tiang dimanfaatkan untuk lukisan jalanan dan iklan.
  • Gubernur Pramono Anung desak PT Adhi Karya Tbk untuk membongkar tiang.
  • Pembongkaran berdasarkan keputusan PN dan arahan Jamdatun.
  • PT Adhi Karya Tbk memiliki kewenangan penuh untuk membongkar.