Indonesia Tingkatkan Produksi Minyak dan EBT Guna Redam Dampak Gejolak Timur Tengah
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengambil langkah strategis untuk memperkuat ketahanan energi nasional di tengah eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah. Peningkatan produksi minyak dalam negeri menjadi salah satu fokus utama untuk mengantisipasi dampak fluktuasi harga minyak global yang dipicu oleh ketegangan di kawasan tersebut.
Wakil Menteri ESDM, Yuliot, menyatakan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi minyak dan gas (migas) dalam negeri. Saat ini, lifting minyak telah mencapai rata-rata di atas 600.000 barel per hari (bph), sebuah peningkatan signifikan dibandingkan angka sebelumnya yang berkisar antara 560.000 hingga 570.000 bph. Bahkan, pada bulan ini, produksi telah melampaui angka 610.000 bph. Peningkatan ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak dan menjaga stabilitas pasokan energi nasional.
Selain peningkatan produksi minyak, pemerintah juga mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebagai bagian dari strategi diversifikasi energi. Langkah-langkah yang diambil meliputi:
- Implementasi Mandatori B50: Pada tahun 2026, pemerintah akan menerapkan mandatori B50, yaitu campuran 50% minyak kelapa sawit dan 50% solar. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan mendukung industri kelapa sawit dalam negeri.
- Promosi Kendaraan Listrik: Pemerintah aktif mempromosikan penggunaan kendaraan listrik sebagai alternatif transportasi yang lebih ramah lingkungan. Insentif dan program dukungan lainnya sedang digalakkan untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di masyarakat.
- Pengembangan Energi Panas Bumi (Geothermal): Indonesia memiliki potensi geothermal yang sangat besar. Pemerintah terus mendorong pengembangan proyek-proyek geothermal untuk menghasilkan listrik. Dalam waktu dekat, empat proyek geothermal akan segera diresmikan dan memasuki fase produksi komersial. Pemanfaatan geothermal akan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan meningkatkan bauran energi bersih.
Dengan kombinasi peningkatan produksi minyak dalam negeri dan pengembangan EBT, pemerintah berupaya untuk menjaga ketahanan energi nasional dan mengurangi dampak negatif dari gejolak harga minyak global.