Sikka Bergerak ke Fase Pemulihan Pasca-Erupsi Lewotobi: Fokus pada Rehabilitasi dan Pemulihan Ekonomi
Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), secara resmi memasuki fase transisi dari status darurat menuju pemulihan pasca-erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki. Keputusan ini diambil melalui serangkaian rapat koordinasi lintas sektoral yang melibatkan berbagai pihak terkait.
Rapat koordinasi yang berlangsung di Kantor Bupati Sikka menjadi momentum penting dalam menentukan arah kebijakan selanjutnya. Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, memimpin langsung jalannya rapat yang dihadiri oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan para pemangku kepentingan lainnya.
Dalam arahannya, Bupati Juventus menekankan urgensi percepatan rehabilitasi infrastruktur yang mengalami kerusakan akibat erupsi. Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya pemulihan layanan dasar bagi masyarakat terdampak, serta upaya menghidupkan kembali roda perekonomian yang sempat terhenti.
"Penetapan status transisi ini merupakan langkah krusial. Kita membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari seluruh sektor, serta dukungan penuh dari pemerintah pusat, agar proses pemulihan dapat berjalan secara efektif, terukur, dan berkelanjutan," tegas Bupati Juventus.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sikka, Putu Botha, menjelaskan bahwa meskipun masa tanggap darurat telah diakhiri pada Desember 2024, dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki masih dirasakan oleh ribuan warga di sejumlah desa.
Lima desa yang paling terdampak adalah:
- Kringa
- Timutawa
- Udek Duen
- Hikong
- Ojan
Putu Botha mengungkapkan, erupsi menyebabkan dampak yang signifikan terhadap 1.839 kepala keluarga (KK) atau sekitar 5.820 jiwa. Dampak tersebut meliputi masalah kesehatan seperti Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), serta kerusakan pada berbagai fasilitas umum.
Data terbaru menunjukkan peningkatan jumlah bangunan yang mengalami kerusakan, dari 1.119 unit menjadi 1.259 unit. Bangunan-bangunan yang terdampak meliputi sekolah, tempat ibadah, dan Pustu Boganatar. Kerusakan ini menjadi tantangan tersendiri dalam upaya pemulihan pasca-erupsi.