Gejolak Geopolitik Picu Pelemahan Bitcoin: Investor Beralih ke Aset Safe Haven

Ketegangan Israel-Iran Memicu Pelemahan Bitcoin dan Pasar Kripto

Pasar kripto global mengalami tekanan signifikan menyusul meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, khususnya konflik antara Israel dan Iran. Bitcoin, sebagai aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, mengalami penurunan harga hingga di bawah level 105.000 dollar AS. Kondisi ini memicu kekhawatiran di kalangan investor dan mendorong mereka untuk mencari aset yang dianggap lebih aman (safe haven).

Penurunan harga Bitcoin ini terjadi bersamaan dengan likuidasi besar-besaran di pasar derivatif dan spot. Data dari Coinglass menunjukkan likuidasi mencapai 1,148 juta dollar AS. Volume perdagangan Bitcoin tercatat sebesar 369 miliar dollar AS, sementara total kapitalisasi pasar kripto secara keseluruhan mengalami penurunan sebesar 3,38 persen.

Tidak hanya Bitcoin, aset kripto lainnya juga mengalami penurunan. Ethereum (ETH) turun 9,5 persen, XRP turun 5,71 persen, dan Solana (SOL) turun 10,16 persen. Performa negatif ini mengindikasikan sentimen kehati-hatian yang meluas di pasar kripto.

Menurut Vice President Indodax, Antony Kusuma, koreksi pasar ini merupakan hal yang wajar dalam tren naik (uptrend). Investor disebut tengah melakukan reposisi aset sambil menunggu momentum yang lebih tepat untuk kembali masuk ke pasar. Ia juga menilai likuidasi massal sebagai proses pembersihan leverage yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar.

Faktor-faktor Pemicu Pelemahan

Selain ketegangan geopolitik, beberapa faktor lain juga berkontribusi terhadap pelemahan Bitcoin:

  • Kondisi Makroekonomi: Peluang penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) semakin menipis. The FedWatch tool menunjukkan probabilitas penurunan suku bunga pada pertemuan FOMC 18 Juni 2025 mencapai nol persen. Investor memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada pertemuan tersebut.
  • Data Ekonomi AS: Investor juga mencermati rilis data Producer Price Index (PPI) AS. Sebelumnya, data Consumer Price Index (CPI) AS tercatat 2,4 persen. Rilis data PPI berpotensi menambah tekanan negatif bagi Bitcoin.

Strategi Investor di Tengah Volatilitas

Antony Kusuma mengimbau investor untuk lebih mandiri dalam melakukan riset dan memahami instrumen investasi yang dipilih. Ia menekankan pentingnya due diligence untuk mencari peluang yang sesuai dengan visi dan toleransi risiko masing-masing.

Ia juga menyoroti pentingnya memilih platform perdagangan kripto yang terpercaya dan transparan. Indodax diklaim selalu menjaga keamanan dan transparansi demi melindungi dana nasabah. Selain itu, platform ini juga terus melakukan edukasi dan menyediakan informasi terkini mengenai pergerakan pasar dan teknologi blockchain.

Antony menekankan bahwa penurunan harga Bitcoin saat ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah proses penting sebelum momentum positif berikutnya tiba. Ia mengajak investor untuk bersabar, dewasa, dan memiliki visi jangka panjang.