Tragedi Muara Angke: Nelayan Meregang Nyawa Akibat Perseteruan Asmara
Jakarta Utara digegerkan dengan penemuan seorang nelayan bernama ABT (39) yang tewas mengenaskan di kawasan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Muara Angke pada Jumat (13/6/2025) dini hari.
Peristiwa berdarah yang terjadi sekitar pukul 05.00 WIB tersebut bermula ketika warga sekitar mendengar suara keributan dari sebuah warung milik Suminta. Saksi mata yang mendatangi lokasi kejadian mendapati ABT sudah tergeletak bersimbah darah dengan luka tusuk di bagian leher. Korban sempat dilarikan ke Pos Polisi Subsektor Muara Angke, sebelum akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Atma Jaya. Sayangnya, nyawa ABT tidak dapat diselamatkan.
"Terdapat luka di bagian leher depan di bawah jakun," Ujar Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana.
Jenazah ABT kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan visum dan penyelidikan lebih lanjut.
Polisi bergerak cepat dan mengidentifikasi MY, rekan kerja korban sesama nelayan, sebagai terduga pelaku penusukan. Motif pembunuhan diduga kuat dilatarbelakangi oleh persoalan asmara dan persaingan kerja.
"Motifnya diduga karena ada masalah asmara dan pekerjaan," kata Krishna.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan pendalaman kasus dengan memeriksa saksi-saksi di lokasi kejadian dan mencari keberadaan pelaku. Upaya pencarian termasuk mengantisipasi kemungkinan pelaku menyerahkan diri atau melarikan diri. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan bekerjasama dengan pihak berwajib dalam memberikan informasi yang relevan untuk membantu proses penyidikan.
Berikut poin-poin penting dari kasus ini:
- Korban: ABT (39), seorang nelayan
- Lokasi: Warung di kawasan TPI Pelabuhan Muara Angke
- Waktu: Jumat, 13 Juni 2025, sekitar pukul 05.00 WIB
- Pelaku: MY (diduga), rekan kerja korban
- Motif: Diduga masalah asmara dan persaingan kerja
- Status: Dalam penyelidikan kepolisian