Kerusuhan di Deli Serdang: Konflik Takjil Berujung Perusakan Warung dan Mediasi Kepolisian
Kerusuhan di Deli Serdang: Konflik Takjil Berujung Perusakan Warung dan Mediasi Kepolisian
Sebuah insiden kerusuhan yang dipicu oleh sebuah kesalahpahaman seputar pemberian takjil berujung pada perusakan warung makan dan pemukulan di Desa Aras Kabu, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Peristiwa yang terjadi pada Minggu malam, 9 Maret 2025, ini melibatkan karyawan Warung Mie Aceh Bang Agam dan sejumlah warga sekitar. Video amatir yang beredar luas di media sosial memperlihatkan puluhan warga menyerbu warung tersebut, melemparkan kursi, dan mengejar para karyawannya. Suasana panik terlihat jelas dalam rekaman video tersebut, dengan beberapa warga terlihat meminta bantuan aparat desa dan kepolisian.
Konflik bermula dari permintaan takjil oleh beberapa remaja kepada pemilik warung. Penolakan permintaan tersebut kemudian memicu serangkaian peristiwa yang berujung pada kerusuhan. Menurut keterangan polisi, setelah shalat Tarawih, warung Mie Aceh Bang Agam dilempari batu. Para karyawan warung menduga para remaja yang sebelumnya meminta takjil sebagai pelakunya. Akibatnya, karyawan warung tersebut kemudian mengejar dan memukuli tiga remaja di sebuah mushola di dekat warung. Tiga remaja tersebut, berinisial R (16), S (13), dan YP (15), mengalami pemukulan. Merasa tidak terima, warga sekitar mushola kemudian mengejar dan menyerang balik karyawan warung, mengakibatkan perusakan warung dan pemukulan terhadap empat karyawan warung tersebut.
Kapolsek Beringin, Iptu Muhammad Hafiz Ansari, membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan kronologi kejadian secara detail, mulai dari pelemparan warung, pemukulan di mushola, hingga aksi balasan warga yang berujung pada perusakan warung. Pihak kepolisian yang menerima laporan langsung turun tangan untuk menenangkan situasi dan melakukan mediasi antara kedua belah pihak di kantor Desa Aras Kabu. Hasilnya, kedua belah pihak sepakat untuk berdamai, dan hingga saat ini, situasi di lokasi kejadian dilaporkan aman dan kondusif.
Insiden ini menyoroti pentingnya komunikasi dan penyelesaian konflik secara damai. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan potensi eskalasi konflik yang dapat dipicu oleh kesalahpahaman sederhana. Peran kepolisian dalam menengahi konflik dan mengembalikan situasi kondusif patut diapresiasi. Namun, peristiwa ini juga menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih bijak dalam menyelesaikan permasalahan dan menghindari tindakan yang dapat memicu kerusuhan dan kekerasan.
Kronologi Kejadian:
- Remaja meminta takjil, ditolak pemilik warung.
- Warung dilempari batu setelah shalat Tarawih.
- Karyawan warung menduga remaja sebagai pelaku dan melakukan pemukulan di mushola.
- Warga sekitar mushola melakukan aksi balasan, merusak warung dan memukul karyawan.
- Polisi melakukan mediasi dan kedua belah pihak berdamai.