Pengamat Soroti Kerangka Operasional Batalyon Teritorial Pembangunan TNI AD
Pembentukan Batalyon Teritorial Pembangunan (BTP) oleh TNI Angkatan Darat (AD) menuai perhatian dari pengamat militer. Khairul Fahmi, pengamat dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), menekankan pentingnya kerangka operasional yang jelas untuk memastikan efektivitas dan menghindari potensi masalah dalam pelaksanaannya.
BTP, yang direncanakan terdiri dari empat kompi tematik (medis, zeni, pertanian, dan peternakan), bertujuan untuk mendukung pembangunan di berbagai wilayah. Fahmi mengingatkan bahwa peran personel BTP harus bersifat komplementer terhadap lembaga sipil yang sudah ada, bukan menggantikan. Ketegasan ini penting untuk menghindari kesan superioritas militer dalam tata kelola pembangunan, yang dapat memicu ketimpangan relasi sipil-militer, tumpang tindih kewenangan, dan masalah akuntabilitas.
Pentingnya Koordinasi dan Kejelasan Peran
Fahmi menjelaskan bahwa pelibatan militer dalam pembangunan harus berada dalam kerangka pendampingan yang menghormati kapasitas aktor sipil. Meskipun BTP memiliki fungsi utama sebagai personel militer, kehadiran mereka dalam mendukung percepatan pembangunan, terutama di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar), dapat memberikan dampak positif jika dikelola secara proporsional.
Dengan koordinasi yang baik, pelatihan tematik yang relevan, dan koordinasi lintas sektor yang efektif, BTP dapat menjadi model kontribusi militer yang strategis dalam memperkuat ketahanan nasional, tanpa menghilangkan jati diri sebagai kekuatan pertahanan negara. Dalam konteks ancaman multidimensi saat ini, di mana stabilitas negara tidak hanya terancam oleh kekuatan bersenjata, tetapi juga oleh krisis pangan, wabah penyakit, dan lemahnya infrastruktur dasar, pendekatan seperti ini menjadi relevan.
Fungsi Kompi Tematik dalam BTP
Fahmi menjelaskan bahwa kompi medis dan zeni bukanlah hal baru dalam struktur militer. Keduanya termasuk unsur bantuan tempur (combat support) yang dirancang untuk mendukung efektivitas satuan tempur, baik dalam operasi militer, situasi darurat, maupun saat menghadapi bencana. Keterlibatan mereka dalam kegiatan pembangunan di daerah bukan bentuk penyimpangan fungsi, melainkan bagian dari fleksibilitas peran dan kesiapsiagaan yang memang melekat.
Kompi pertanian dan peternakan juga memiliki peran penting dalam menjamin ketahanan pangan nasional, khususnya pada situasi darurat atau disrupsi global. Pelibatan TNI dalam sektor pertanian dan peternakan perlu dipahami sebagai langkah penyiapan kapasitas darurat, bukan sekadar turun ke sawah.
Rekrutmen 24.000 Tamtama oleh TNI AD
TNI AD berencana merekrut 24.000 calon Tamtama untuk mengisi empat kompi dalam BTP. Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa perekrutan ini dilatarbelakangi penyusunan struktur organisasi terbaru, yakni membentuk Batalyon Teritorial Pembangunan. BTP akan tersebar di seluruh Indonesia untuk mendukung stabilitas dan pembangunan di 514 kabupaten/kota. Setiap batalyon nantinya akan berdiri di lahan seluas 30 hektar dan akan memiliki kompi-kompi yang secara langsung menjawab kebutuhan masyarakat, mulai dari ketahanan pangan hingga pelayanan kesehatan. Para prajurit ini disiapkan bukan untuk bertempur, melainkan untuk menjawab kebutuhan di tengah-tengah masyarakat.