Korban Pembacokan di Jambi Mengadu, Desak Polisi Usut Tuntas Kasus Tuduhan Cepu Narkoba
Debi Sandra (38), seorang sopir angkutan sawit di Jambi, menjadi korban penganiayaan brutal yang membuatnya menderita luka serius. Peristiwa nahas yang menimpanya terjadi di Pulau Pandan, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi. Ia mendesak pihak kepolisian untuk segera menangkap para pelaku dan menindaklanjuti laporannya demi keadilan.
Akibat serangan tersebut, Debi mengalami luka bacok yang cukup parah di bagian kening dan pelipis kanan. Luka-luka ini tidak hanya menyebabkan rasa sakit yang luar biasa, tetapi juga menghalangi dirinya untuk bekerja dan mencari nafkah bagi keluarga.
"Saya sangat berharap polisi segera menangkap semua pelaku yang terlibat dalam penganiayaan ini," ungkap Debi dengan nada penuh harap saat ditemui di kediamannya di RT 08, Tanjung Raden, Danau Teluk, Kota Jambi, Jumat (13/6/2025).
Kejadian bermula pada Kamis (5/6/2025) dini hari, sekitar pukul 04.00 WIB. Debi menjelaskan bahwa dirinya dikeroyok dan dibacok oleh lima orang pria di RT 24, Danau Sipin. Ia dituduh sebagai informan polisi yang membocorkan informasi terkait peredaran narkoba di wilayah tersebut. Menurut Debi, lokasi kejadian memang sering dijadikan tempat transaksi narkoba jenis sabu-sabu.
"Lokasi itu memang bukan basecamp, tapi sering digunakan untuk transaksi. Jadi, aktivitasnya tidak tentu, kadang ada, kadang tidak," jelasnya.
Sebelum kejadian, Debi menerima telepon dari seorang wanita bernama Adis Suryani, yang baru dikenalnya sekitar tiga bulan. Adis meminta Debi untuk mengantarnya ke sebuah rumah di Danau Sipin. Tanpa menaruh curiga, Debi menjemput Adis dan tiba di lokasi sekitar pukul 03.30 WIB.
Setibanya di rumah tersebut, Debi dan Adis sempat berbincang selama sekitar 30 menit. Namun, Debi menyadari bahwa Adis terlihat gelisah dan sering keluar masuk rumah.
"Wanita itu tampak sangat gelisah, terus keluar masuk rumah," tuturnya.
Sekitar pukul 04.00 WIB, Debi memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan mendapati dua pria sudah berada di sana. Tak lama kemudian, tiga pria lainnya menyusul masuk. Debi kemudian dikunci di dalam rumah bersama kelima pria tersebut dan Adis. Mereka menuduh Debi sebagai informan polisi, dan Adis juga menuduhnya telah memukulnya.
"Awalnya saya dipukul dengan tangan kosong, sempat terjadi perkelahian. Saya berusaha melarikan diri, tapi tidak bisa karena pintu terkunci. Akhirnya, saya berteriak meminta tolong," ungkapnya.
Debi menjadi bulan-bulanan kelima pria tersebut dan dibacok dua kali di bagian kepala. Ia mengenali dua pelaku yang membawa senjata tajam, yaitu samurai dan pisau.
"Awalnya hanya satu orang yang memukul, lalu yang lain ikut mengeroyok. Saya tidak sadar apa yang terjadi sampai melihat darah. Saat itu, saya melihat dua orang memegang senjata tajam," tambahnya.
Dalam kondisi terluka parah dan berlumuran darah, Debi masih mampu mengendarai sepeda motornya seorang diri untuk pulang ke rumah. Keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit.
"Saya sangat pusing saat itu, tapi saya tetap berusaha pulang naik motor sendiri. Sesampainya di rumah, keluarga langsung membawa saya ke rumah sakit," kata Debi.
Akibat insiden tersebut, Debi menderita luka delapan jahitan di kepala dan pelipis kanan. Kasus ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian.
Kapolresta Jambi, Kombes Pol Boy Sutan Binanga Siregar, menyatakan bahwa laporan tersebut sedang ditangani oleh Satreskrim Polresta Jambi. Pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui keberadaan para pelaku.