Agresi Israel di Iran Menuai Kritik Internasional: Pelanggaran Hukum dan Piagam PBB

Serangan yang dilancarkan Israel ke wilayah Iran telah memicu gelombang kecaman dari berbagai pihak. Syaifuddin Zuhri, seorang pengamat hubungan internasional dari Central Normal University, Tiongkok, dengan tegas menyatakan bahwa tindakan Israel tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Menurut Zuhri, serangan Israel telah mengabaikan prinsip fundamental yang melarang ancaman atau penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial dan kedaulatan suatu negara. Tindakan ini, menurutnya, tidak dapat dibenarkan dan pantas mendapatkan kecaman keras.

Kecaman ini tidak hanya terbatas pada serangan terbaru Israel terhadap Teheran, ibu kota Iran, tetapi juga mencakup serangkaian tindakan agresif yang telah dilakukan terhadap Palestina. Zuhri menekankan pentingnya menghentikan eskalasi konflik yang semakin memanas di kawasan tersebut.

Untuk mencegah situasi yang lebih buruk, Zuhri mendesak pemerintah Indonesia untuk memainkan peran aktif dalam mendorong gerakan-gerakan multilateral yang bertujuan menghentikan tindakan Israel. Ia menyarankan agar Indonesia secara intensif melakukan diplomasi bilateral dan multilateral terkait serangan Israel ke Iran, serta memanfaatkan jalur-jalur PBB dan forum multilateral lainnya untuk menghentikan agresi tersebut.

Serangan Israel ke Iran pada hari Jumat dini hari dilaporkan menewaskan sejumlah tokoh penting, termasuk perwira tinggi Garda Revolusi Iran, Hoseiin Salami. Media-media Iran, seperti IRNA dan Mehr, juga melaporkan tewasnya Panglima Garda Revolusi Iran (IRGC). Charles Lister, seorang peneliti senior di Middle East Institute di Amerika Serikat, menyebut Mayjen Mohammed Bagheri, Kepala Staf IRGC, juga menjadi korban serangan tersebut. Selain itu, Tasnim News melaporkan bahwa serangan Israel juga menewaskan Mohammad Mahdi Tehranchi dan Fereydoon Abbasi, dua ilmuwan senior yang terlibat dalam pengembangan nuklir Iran. Abbasi pernah menjabat sebagai Kepala Badan Tenaga Atom Iran, sementara Tehranchi adalah rektor Universitas Islam Azad.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa serangan itu menargetkan sejumlah rumah di Teheran yang merupakan kediaman para petinggi militer Iran. Selain Teheran, Israel juga dilaporkan menyerang sejumlah lokasi di provinsi lain, termasuk Isfahan, pusat pengembangan nuklir Iran, dan reaktor nuklir Natanz.