Pertamina Optimalkan Impor Minyak dari AS Tanpa Menambah Kuota
PT Pertamina (Persero) menegaskan komitmennya untuk menjaga stabilitas pasokan energi nasional tanpa menambah kuota impor minyak secara keseluruhan. Perusahaan energi pelat merah ini akan mengoptimalkan sumber impor minyak dari Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari strategi negosiasi terkait tarif impor yang diberlakukan oleh AS terhadap Indonesia.
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius, menjelaskan bahwa langkah ini bukan berarti peningkatan volume impor secara total. Melainkan, sebuah pengalihan sumber impor dari negara lain ke AS. Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap kebijakan tarif yang diterapkan oleh pemerintahan AS sebelumnya. Pertamina berupaya untuk memanfaatkan peluang ini guna bernegosiasi dengan pemerintah AS, dengan harapan dapat memperoleh tarif yang lebih menguntungkan dalam jangka panjang.
"Kami ingin menegaskan bahwa ini bukan penambahan impor dari Amerika, tetapi lebih kepada pengalihan (shifting) impor," ujar Simon dalam konferensi pers di Grha Pertamina, Jakarta, Jumat (13/6/2025). "Saat ini, kami memiliki beberapa negara atau lokasi sebagai sumber impor minyak mentah. Dengan adanya kebijakan tarif dari AS, kami berupaya untuk mendorong sekaligus mengikuti arahan dari pemerintah untuk melakukan negosiasi tarif ini."
Pemerintah Indonesia, menurut Simon, mendukung penuh rencana Pertamina untuk mengoptimalkan impor dari AS. Dukungan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Indonesia dalam negosiasi dengan AS dan membuka peluang untuk meningkatkan volume transaksi perdagangan secara keseluruhan.
Selain fokus pada impor minyak, Pertamina juga berkomitmen untuk meningkatkan ketahanan energi nasional melalui diversifikasi sumber energi. Perusahaan berencana untuk mengoptimalkan potensi energi dalam negeri, termasuk energi baru dan terbarukan.
"Kami akan terus mendorong peningkatan kapasitas geothermal dan energi terbarukan lainnya, termasuk pengembangan ekosistem bioenergi melalui biodiesel dan biofuel," kata Simon.
VP Corporate Communication Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa Pertamina masih menunggu regulasi yang jelas dari pemerintah sebagai landasan hukum untuk pelaksanaan kerja sama dalam penyediaan energi. Kejelasan regulasi ini akan menjadi krusial dalam memastikan kelancaran dan keberlanjutan kerja sama antara Pertamina dan para mitra strategisnya.
Pertamina terus berupaya mencari solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dengan harga yang kompetitif. Dengan dukungan pemerintah dan strategi yang tepat, perusahaan yakin dapat mencapai ketahanan energi yang berkelanjutan.