Pengalaman Spiritual Ivan Gunawan: 13 Hari Mendekatkan Diri di Tanah Suci
Perancang busana ternama, Ivan Gunawan, baru-baru ini menyelesaikan ibadah haji. Sekembalinya dari Mekkah, ia berbagi kisah inspiratif mengenai perjalanan rohaninya. Dengan rasa syukur mendalam, Ivan mengungkapkan bahwa pengalaman ini memberikan pelajaran hidup dan kesan yang tak terlupakan.
Ivan menceritakan setiap momen dalam ibadah haji memiliki makna mendalam. Dimulai dari wukuf di Arafah hingga tawaf di Masjidil Haram, semua dijalani dengan khidmat dan penuh penghayatan.
"Perjalanan haji ini adalah anugerah dari Allah SWT. Persiapannya sangat singkat, namun Alhamdulillah, saya langsung diterima di salah satu agen perjalanan. Selama di sana, setiap momen sangat berkesan, tanpa kekurangan apapun," ujar Ivan saat ditemui di butiknya di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (12/6/2025).
Meski sempat dilanda kekhawatiran karena ini adalah pengalaman haji pertamanya, Ivan merasakan ketenangan luar biasa selama menjalankan setiap tahapan ibadah.
"Banyak sekali kekhawatiran, tapi Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar dan diberikan kesehatan. Momen paling berkesan adalah saat wukuf di Arafah. Ketika berdoa di luar tenda, doa-doa saya seakan tak ada habisnya hingga matahari terbenam. Saya sangat terharu dan teringat pesan ustaz untuk memeluk anggota keluarga. Karena saya tidak membawa siapapun, saya langsung menelepon ibu dan menangis," kenangnya.
Ivan, yang lahir pada 31 Desember 1981, tak henti-hentinya bersyukur atas kesempatan ini. Ia juga mempersiapkan kondisi fisiknya sebelum berangkat, menyadari bahwa ibadah haji membutuhkan stamina yang prima.
"Kekuatan fisik sangat penting karena banyak berjalan dan waktu tidur berkurang. Saya berharap, kita yang masih muda segera diberikan kesempatan untuk menunaikan ibadah haji," tuturnya.
Keponakan desainer Adjie Notonegoro ini menyebut persiapannya cukup singkat. Ia hanya membawa koper berisi pakaian secukupnya dan titipan doa dari keluarga serta teman-temannya.
"Saya bawa koper dan pakaian yang cukup. Yang paling banyak adalah titipan doa di WhatsApp, yang menjadi amanah untuk saya bacakan. Selebihnya, tidak ada persiapan khusus, semuanya mengalir begitu saja," ungkapnya.
Haji Mandiri Selama 13 Hari
Ivan menjalani ibadah haji selama 13 hari, menandai perjalanan pertamanya tanpa didampingi asisten. Hal ini menuntutnya untuk lebih mandiri dan mengurus segala keperluan sendiri.
"Kemarin sekitar 13 hari, dan ini adalah perjalanan pertama saya tanpa asisten. Jadi, saya benar-benar mandiri dan mempersiapkan semuanya sendiri. Hikmahnya adalah, kita jadi lebih mengenal karakter diri," jelas Ivan.
Ia menambahkan bahwa meskipun awalnya dijadwalkan pulang pada 13 Juni, ia memutuskan untuk kembali lebih awal karena seluruh rangkaian ibadah telah selesai ditunaikan.
Uniknya, selama di Tanah Suci, Ivan membawa 13 pakaian, satu untuk setiap hari. Namun, tak satu pun ia bawa kembali ke Indonesia. Semua pakaiannya ia tinggalkan dan disedekahkan kepada orang-orang yang memiliki ukuran tubuh serupa dengannya.
"Pas pulang, tidak ada baju yang saya bawa. Semuanya saya tinggalkan di sana, saya berikan kepada orang-orang yang seukuran dengan saya. Jadi, saya pulang ke Indonesia tanpa membawa pakaian lagi," ceritanya.
Setelah menunaikan rukun Islam kelima ini, Ivan berharap dapat menjadi pribadi yang lebih baik dan meningkatkan kualitas ibadahnya.
"Insyaallah, saya bisa istiqomah dan beribadah lebih baik dari sebelumnya. Saya ingin menjadi sosok yang lebih baik, meskipun itu sulit, terutama dengan jadwal kerja yang padat. Bagi saya, segala sesuatu harus diperjuangkan, tidak bisa dijalani begitu saja," tuturnya.
Ivan juga mengungkapkan rasa syukurnya karena seluruh rangkaian ibadah haji berjalan lancar dan dipermudah. "Setiap momen sangat mengesankan," imbuhnya.
Pria berusia 43 tahun ini merasakan kemudahan selama menunaikan ibadah haji. Ia bahkan berharap dapat kembali ke Tanah Suci tahun depan.
"Semoga Allah memberikan rezeki agar setiap tahun bisa berangkat haji, insya Allah," ucapnya.
Menurutnya, ibadah harus berasal dari hati, bukan karena pengaruh orang lain. Ia percaya bahwa setiap umat harus menjalankan keimanannya dengan sepenuh hati.
"Proses keimanan harus berangkat dari hati, menjalankan semua kebaikan yang telah Allah titipkan kepada kita. Tidak bisa beribadah hanya karena orang lain. Ibadah adalah kewajiban kita, setelah memutuskan untuk beragama Islam, kita harus melakukannya sebaik mungkin," kata pemilik label busana Mandjha ini.
Sebagai penutup, Ivan membocorkan proyek terbarunya. Ia akan membuka instalasi bertajuk Love, Hope & Humanity di Margo City, Depok, pada 20 Juni 2025. Melalui brand hijab miliknya, Mandjha, Ivan membuat 18 seri hijab edisi Palestina. Seluruh keuntungan penjualan akan disalurkan melalui BAZNAS untuk membantu warga Palestina.