Mahasiswa UI Ukir Prestasi Global di Sony Future Filmmaker Awards 2025 dengan Dokumenter Suku Dayak Iban
Tim mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengharumkan nama bangsa di kancah internasional setelah menjadi satu-satunya perwakilan dari Asia Tenggara yang berhasil menembus ajang bergengsi Sony Future Filmmaker Awards (SFFA) 2025. Keberhasilan ini diraih melalui karya film dokumenter berjudul "Tanah Kitai (Our Land)", yang mengangkat kisah kehidupan dan perjuangan Suku Dayak Iban di pedalaman Kalimantan.
Film "Tanah Kitai (Our Land)" merupakan hasil dari kegiatan Ekskursi 2024: Iban yang diselenggarakan oleh tim mahasiswa Arsitektur Fakultas Teknik UI (FTUI). Karya ini berhasil masuk dalam daftar pendek (shortlist) kategori Non-Fiksi, bersaing dengan ribuan film dari seluruh dunia. Dari 11.750 film yang dikirimkan oleh lebih dari 7.500 pembuat film dari 158 negara, "Tanah Kitai" berhasil mencuri perhatian juri dan masuk dalam 10 besar kategori non-fiksi. Tim mahasiswa FTUI ini juga menjadi partisipan termuda dan wakil pertama dari Indonesia yang mencapai prestasi ini.
Pengumuman resmi shortlist SFFA 2025 telah dilakukan melalui media sosial resmi penyelenggara. Dua perwakilan tim UI, Shaquille Zaki Nathandra dan Quina Qaumitaquna Mirxela, mendapat kesempatan untuk menghadiri malam puncak penghargaan yang diselenggarakan di Los Angeles. Selain menghadiri acara penghargaan, mereka juga berpartisipasi dalam berbagai program intensif di Sony Pictures Studios, termasuk lokakarya dengan para profesional industri film, diskusi panel inspiratif, tur studio, pemutaran film, dan sesi tanya jawab.
Shaquille mengungkapkan kebanggaannya dapat membawa nama Indonesia dan UI ke panggung dunia melalui film. Ia berharap pencapaian ini dapat menginspirasi lebih banyak filmmaker muda Indonesia untuk berkarya dan bersaing di tingkat global. Dekan FTUI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, juga menyampaikan apresiasinya atas keberhasilan tim mahasiswa. Ia berharap film ini dapat menjadi wadah untuk menyuarakan isu-isu penting, seperti perjuangan masyarakat adat Suku Iban dalam mempertahankan hak atas tanah, identitas, dan masa depan mereka.
"Tanah Kitai (Our Land)" mengisahkan tentang kehidupan Suku Dayak Iban yang tinggal di pedalaman hutan hujan Kalimantan. Film ini menyoroti ketangguhan komunitas Iban dalam menjaga hubungan sakral dengan tanah, sungai, dan tradisi leluhur mereka. Melalui perjuangan mereka, para pemuda Iban menemukan kekuatan dan identitas diri dalam mempertahankan cara hidup yang terancam punah.
Karya ini dilombakan dalam kategori non-fiksi yang menekankan pada pendekatan unik terhadap realita melalui film dokumenter. Kategori ini bertujuan untuk menyoroti kisah nyata, isu sosial, budaya, atau lingkungan dengan cara yang orisinal dan mendalam. Ekskursi merupakan program tahunan yang diselenggarakan oleh Departemen Arsitektur FTUI sebagai bagian dari komitmen pelestarian arsitektur vernakular di Indonesia. Kegiatan Ekskursi 2024 dilaksanakan di Kalimantan Barat, tepatnya di pemukiman Suku Dayak Iban yang masih mempertahankan warisan budaya dan tradisi leluhur secara utuh.
- Program Ekskursi ini bertujuan untuk mengabadikan arsitektur tradisional yang terancam punah.
- Film dokumenter "Tanah Kitai" memberikan gambaran sekilas tentang kehidupan masyarakat Dayak Iban.
- Keberhasilan tim UI di SFFA 2025 membuktikan kualitas karya anak bangsa dan potensi untuk bersaing di tingkat internasional.