James Harrison: Legenda Donor Darah yang Menyelamatkan Jutaan Bayi Meninggal Dunia

James Harrison: Legenda Donor Darah yang Menyelamatkan Jutaan Bayi Meninggal Dunia

Dunia kehilangan seorang pahlawan tanpa tanda jasa. James Harrison, pria yang dikenal sebagai 'pria dengan lengan emas' karena dedikasinya sebagai donor darah, meninggal dunia pada usia 88 tahun di sebuah panti jompo di New South Wales, Australia, pada tanggal 17 Februari 2025. Kabar duka ini diumumkan oleh keluarganya pada Senin, 3 Maret 2025, dan langsung menyebar luas melalui media internasional, mengingat kontribusi luar biasanya bagi dunia kedokteran.

Harrison bukanlah donor darah biasa. Darahnya mengandung antibodi langka, Anti-D, yang sangat krusial dalam pembuatan obat untuk mencegah penyakit hemolitik janin dan bayi baru lahir (HDFN). HDFN merupakan kondisi serius yang terjadi ketika sistem kekebalan ibu menyerang sel darah janin karena perbedaan golongan darah rhesus. Berkat plasma darah Harrison yang kaya Anti-D, lebih dari dua juta bayi berhasil diselamatkan dari penyakit mematikan ini. Angka ini merupakan bukti nyata dari dampak luar biasa yang diberikan oleh seorang individu terhadap kesehatan global.

Kisah Harrison dimulai dari pengalaman pribadinya. Saat berusia 14 tahun, ia menjalani operasi besar yang membutuhkan transfusi darah untuk menyelamatkan nyawanya. Pengalaman tersebut mengubah hidupnya. Pada usia 18 tahun, ia memulai perjalanan panjangnya sebagai donor plasma, mendonasikan plasma darahnya secara rutin setiap dua minggu hingga usia 81 tahun. Dedikasi dan konsistensinya yang luar biasa ini membuatnya memecahkan rekor dunia sebagai donor plasma terbanyak hingga tahun 2022.

Dedikasi Harrison tidak hanya terpancar dari aksinya, tetapi juga dari motivasinya. Putri Harrison, Tracey Mellowship, mengungkapkan bahwa ayahnya selalu menekankan betapa pentingnya mendonorkan darah, bahkan mengatakan bahwa nyawa yang diselamatkan bisa jadi adalah nyawa kita sendiri. Warisan Harrison bahkan terus berlanjut pada keluarganya; Mellowship dan dua cucunya juga telah menerima imunisasi anti-D, sebuah bukti nyata dari dampak positif yang ditinggalkannya.

Meskipun rekornya sebagai donor plasma terbanyak telah dilampaui, warisan Harrison tetap tak tergantikan. Kelangkaan donor Anti-D di Australia, dengan hanya kurang dari 200 donor yang mampu membantu sekitar 45.000 ibu dan bayi setiap tahunnya, menjadi sorotan penting. Lifeblood, Palang Merah Australia, bersama Walter and Eliza Hall Institute of Medical Research Australia, kini tengah berupaya mengembangkan antibodi anti-D di laboratorium, menggunakan darah dan sel kekebalan Harrison dan donor lainnya sebagai rujukan. Upaya ini diharapkan mampu mengatasi kelangkaan Anti-D dan menyelamatkan lebih banyak nyawa di masa depan.

Keberhasilan program pengembangan antibodi Anti-D buatan laboratorium merupakan tantangan besar namun penuh harapan. Direktur Riset Lifeblood, David Irving, menekankan kesulitan dalam menemukan donor yang secara rutin mampu menyediakan darah dengan kandungan antibodi yang memadai. Namun, keberhasilan ini akan menjadi pencapaian tertinggi dalam bidang kedokteran dan akan memberikan akses yang lebih luas terhadap pengobatan HDFN, khususnya bagi ibu hamil di seluruh dunia.

Kehidupan dan dedikasi James Harrison merupakan teladan bagi kita semua. Kisahnya menjadi bukti nyata bahwa satu tindakan kebaikan, bahkan yang sekecil mendonorkan darah, dapat memberikan dampak yang sangat besar dan menyelamatkan jutaan nyawa. Warisannya akan terus menginspirasi generasi mendatang untuk berbuat baik dan berkontribusi bagi kemanusiaan.