Pemerintah Provinsi Sumatera Utara Resmikan Pembangunan Jembatan Idano Noyo di Nias Barat: Upaya Memulihkan Infrastruktur Vital

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) secara resmi memulai pembangunan kembali Jembatan Idano Noyo di Desa Tuwuna, Kabupaten Nias Barat. Peletakan batu pertama (groundbreaking) proyek strategis ini dilakukan langsung oleh Gubernur Sumatera Utara, Muhammad Bobby Afif Nasution, pada hari Jumat, 13 Juni 2024, menandai dimulainya upaya besar untuk memulihkan infrastruktur vital bagi masyarakat setempat.

Proyek pembangunan jembatan ini, yang menelan anggaran sebesar Rp 46,7 miliar, ditargetkan selesai pada Desember 2025. Gubernur Bobby Nasution menekankan pentingnya dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat, untuk memastikan kelancaran proyek ini.

"Pembangunan jembatan ini adalah simbol komitmen kami untuk meningkatkan infrastruktur di Nias," ujar Bobby Nasution dalam keterangan persnya. Ia menambahkan bahwa Pemprov Sumut juga berencana untuk mengalokasikan anggaran sebesar Rp 204 miliar pada Juli 2025 untuk memperbaiki jalan-jalan di wilayah Nias. Proyek ini memerlukan sinergi dan kolaborasi dari semua pihak untuk mencapai hasil yang optimal.

Jembatan Idano Noyo mengalami kerusakan parah akibat banjir bandang yang melanda wilayah tersebut pada Maret 2025. Sebagai penggantinya, Pemprov Sumut membangun jembatan kelas A yang setara dengan jembatan-jembatan di jalan nasional. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk membangun infrastruktur yang kuat dan tahan lama.

"Pembangunan jembatan ini sebenarnya sudah direncanakan sejak lama, namun sempat tertunda karena berbagai kendala. Sekarang, kami bertekad untuk membangunnya dengan kualitas terbaik," tegas Bobby Nasution.

Jembatan Idano Noyo dirancang dengan teknik abutment (tanpa pilar di tengah sungai) dan memiliki panjang 95 meter serta lebar 9 meter. Lebar badan jalan adalah 7 meter, dilengkapi dengan trotoar selebar 1 meter di kedua sisi, sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki.

Bupati Nias Barat, Eliyunus Waruwu, menyatakan bahwa masyarakat Nias sangat antusias dan mendukung penuh pembangunan jembatan Idano Noyo. Bahkan, empat warga rela menghibahkan tanah dan rumah mereka demi kelancaran proyek ini. Salah seorang warga bahkan merelakan sebagian besar lahannya untuk pembangunan jembatan.

Kerusakan Jembatan Idano Noyo sebelumnya menyebabkan kesulitan besar bagi masyarakat Nias Barat. Warga harus menyeberangi sungai menggunakan perahu, yang memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Sri Astriany Gulo, seorang warga Nias Barat, mengungkapkan bahwa ia harus berangkat lebih pagi dan mengeluarkan biaya Rp 20.000 setiap kali menyeberang sungai. Ia berharap jembatan ini dapat segera diselesaikan agar aktivitas masyarakat dapat kembali normal.

Acara groundbreaking Jembatan Idano Noyo dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk bupati/wali kota se-Kepulauan Nias, Ketua TP PKK Sumut Kahiyang Ayu, unsur Forkopimda, anggota DPRD Sumut, ketua OPD terkait Pemprov Sumut, anggota DPRD Nias Barat, tokoh agama, tokoh adat, dan tokoh masyarakat setempat.

Pembangunan Jembatan Idano Noyo diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah, memperlancar arus barang dan jasa, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nias Barat. Proyek ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov Sumut untuk membangun infrastruktur yang merata dan berkualitas di seluruh wilayah Sumatera Utara.

Berikut adalah poin penting dari pembangunan Jembatan Idano Noyo:

  • Jembatan ini diharapkan selesai pada Desember 2025
  • Menggunakan teknik abutment (tanpa tiang di tengah)
  • Terdapat empat warga yang menghibahkan tanah dan rumahnya

Pembangunan kembali Jembatan Idano Noyo bukan hanya sekadar membangun infrastruktur, tetapi juga membangun harapan dan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Nias Barat.