Makna Mendalam Siraman dalam Tradisi Pernikahan Jawa: Persiapan Alyssa Daguise Menuju Gerbang Pernikahan

Tradisi siraman, sebuah ritual sakral dalam pernikahan adat Jawa, kembali menjadi sorotan seiring dengan persiapan pernikahan Alyssa Daguise dan Al Ghazali. Prosesi siraman yang digelar pada Jumat, 13 Juni 2025, menjadi simbol pembersihan diri dan persiapan spiritual bagi Alyssa sebelum memasuki kehidupan berumah tangga.

Alyssa Daguise tampil memukau dalam balutan kain batik dan kemben hijau, dipercantik dengan hiasan bunga melati yang menjadi ciri khas dalam upacara siraman. Momen sakral ini dihadiri oleh keluarga terdekat, termasuk kedua orang tua dan saudara-saudaranya, yang turut memberikan doa dan restu.

Siraman, yang secara harfiah berarti mandi atau mengguyur dalam bahasa Jawa, bukan sekadar membersihkan fisik calon pengantin. Lebih dari itu, siraman memiliki makna mendalam sebagai pembersihan jiwa dan raga, mempersiapkan calon pengantin untuk memulai kehidupan baru dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih.

Makna dan Tujuan Siraman

Bagi masyarakat Jawa, siraman bukan hanya tradisi, tetapi juga permohonan berkah dan rahmat dari Tuhan Yang Maha Esa. Prosesi ini diharapkan dapat membersihkan calon pengantin dari segala keburukan dan memberikan tuntunan dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Secara simbolis, siraman juga mengandung makna bahwa calon pengantin bertekad untuk berperilaku, bertindak, dan bertutur kata yang baik selama menjadi suami istri. Ini adalah komitmen untuk menjaga keharmonisan dan keberkahan dalam pernikahan.

Tata Cara Siraman

Upacara siraman diawali dengan penyiapan air kembang setaman, air yang telah dicampur dengan berbagai jenis bunga yang memiliki aroma harum. Air ini kemudian digunakan untuk menyiram calon pengantin.

Calon pengantin, yang telah mengenakan busana khusus untuk siraman, akan dijemput oleh kedua orang tuanya dari kamar dan dituntun menuju tempat siraman, diiringi oleh keluarga dan kerabat.

Prosesi siraman dimulai dengan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama atau sesepuh adat. Kemudian, ayah calon pengantin menjadi orang pertama yang menyiramkan air, diikuti oleh ibu, dan kemudian oleh orang-orang yang dituakan lainnya.

Orang terakhir yang menyiram biasanya adalah juru rias atau sesepuh yang telah ditunjuk. Setelah siraman selesai, calon pengantin akan dikeramasi dengan berbagai bahan alami, seperti landha merang, santen kanil, dan air asam. Tubuh calon pengantin juga diluluri dengan konyoh, lalu disiram air lagi hingga bersih.

Upacara siraman diakhiri dengan doa bersama dan penyiraman air kendi kepada calon pengantin, sebagai simbol harapan akan keberkahan dan kelanggengan dalam pernikahan.

Pernikahan Alyssa Daguise dan Al Ghazali yang rencananya akan digelar pada Senin, 16 Juni 2025, diikuti dengan resepsi megah pada Kamis, 19 Juni 2025, menjadi bukti bahwa tradisi siraman masih relevan dan dijunjung tinggi dalam masyarakat Jawa modern. Prosesi ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga simbol harapan dan doa untuk kebahagiaan dan keberkahan dalam kehidupan pernikahan.