Penertiban Parkir Picu Protes, Forum Solidaritas Madura Ancam Lumpuhkan Surabaya

Gelombang protes terhadap penertiban juru parkir (jukir) ilegal yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya semakin memanas. Forum Solidaritas Madura Indonesia (FSMI) berencana menggelar aksi demonstrasi besar-besaran selama lima hari berturut-turut, mulai Senin, 16 Juni, hingga Jumat, 20 Juni 2025. Mereka mengancam akan melumpuhkan aktivitas di Kota Pahlawan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan tersebut.

Koordinator aksi FSMI Surabaya, Baihaqi, menyatakan bahwa penertiban jukir liar telah menimbulkan keresahan di masyarakat, terutama setelah menjadi perbincangan hangat di media sosial. Menurutnya, aksi demonstrasi ini merupakan bentuk nyata dari protes mereka terhadap Pemerintah Kota Surabaya. FSMI berencana menjadikan sejumlah lokasi strategis sebagai titik aksi, termasuk rumah dinas Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi. Dalam aksi tersebut, FSMI akan menyuarakan lima tuntutan utama:

  • Menghentikan tindakan yang dianggap mencederai perasaan masyarakat Madura.
  • Mengakhiri segala tindakan yang menyebabkan kegaduhan di Kota Surabaya.
  • Fokus pada pembangunan Kota Surabaya di bidang pendidikan dan infrastruktur, bukan hanya pencitraan.
  • Berhenti menggunakan platform media sosial seperti TikTok dan Instagram untuk kepentingan pribadi.
  • Tidak bersikap seolah-olah menjadi penguasa tunggal di Kota Surabaya.

Aksi demonstrasi ini diprediksi akan berdampak signifikan terhadap aktivitas dan lalu lintas di Kota Surabaya. Pihak kepolisian dan pemerintah kota diharapkan dapat mengambil langkah-langkah antisipatif untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama aksi berlangsung, serta membuka ruang dialog dengan FSMI untuk mencari solusi terbaik bagi semua pihak.