Survei BI: Masyarakat Prioritaskan Tabungan di Tengah Penurunan Keyakinan Konsumen
Bank Indonesia (BI) baru-baru ini merilis hasil survei konsumen yang menunjukkan dinamika menarik dalam perilaku ekonomi masyarakat. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2025 tercatat mengalami penurunan menjadi 117,5, dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencapai 121,7. Kendati demikian, BI menegaskan bahwa level IKK tersebut masih berada dalam zona optimis, mengindikasikan bahwa secara umum, konsumen masih memiliki pandangan positif terhadap kondisi ekonomi. Optimisme ini didorong oleh keyakinan terhadap kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi terhadap kondisi ekonomi di masa depan.
Namun, data survei juga mengungkap adanya perubahan strategi keuangan di kalangan konsumen. Rata-rata proporsi pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi mengalami penurunan menjadi 74,3%. Sebaliknya, proporsi pendapatan yang disimpan atau ditabung relatif stabil di angka 14,9%. Hal ini mengisyaratkan adanya pergeseran prioritas, di mana masyarakat cenderung lebih memilih untuk menabung daripada berbelanja. Kondisi ini juga diiringi dengan peningkatan proporsi pembayaran cicilan atau utang (debt to income ratio) ke level 10,8%.
Lebih lanjut, analisis berdasarkan kelompok pengeluaran menunjukkan bahwa penurunan proporsi konsumsi terhadap pendapatan terjadi pada hampir seluruh kelompok, kecuali pada kelompok dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta. Sementara itu, peningkatan porsi pendapatan yang ditabung justru terlihat pada kelompok pengeluaran Rp 1-2 juta dan Rp 4,1-5 juta. Ini menunjukkan bahwa kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan menengah cenderung lebih berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka dan lebih memilih untuk meningkatkan tabungan.
Secara keseluruhan, temuan survei BI ini menggambarkan adanya kehati-hatian konsumen dalam mengelola keuangan di tengah kondisi ekonomi yang dinamis. Penurunan IKK dan pergeseran prioritas dari konsumsi ke tabungan mengindikasikan adanya antisipasi terhadap potensi ketidakpastian ekonomi di masa depan. Meskipun keyakinan terhadap kondisi ekonomi saat ini masih terjaga, masyarakat tampaknya mengambil langkah-langkah preventif dengan memperkuat posisi keuangan mereka melalui peningkatan tabungan.
Selain itu, survei BI juga mencatat bahwa keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini masih terjaga, meskipun terjadi penurunan optimisme di seluruh kelompok. Indeks penghasilan tertinggi tercatat pada responden dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta dan usia 20-30 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi dan usia produktif masih memiliki keyakinan yang kuat terhadap kondisi keuangan mereka.