Absennya Barcelona dan Liverpool dalam Piala Dunia Antarklub 2025: Sebuah Analisis
Piala Dunia Antarklub FIFA akan mengalami transformasi signifikan pada tahun 2025, dengan ekspansi menjadi 32 tim. Format baru ini menjanjikan persaingan yang lebih ketat dan jangkauan global yang lebih luas. Namun, di tengah antusiasme menyambut turnamen yang diperbarui ini, muncul pertanyaan tentang absennya dua klub raksasa Eropa: Barcelona dan Liverpool.
Absennya kedua tim bukan disebabkan oleh performa buruk di lapangan. Liverpool, sebagai salah satu kekuatan dominan di Liga Primer Inggris dan Eropa, secara otomatis lolos ke turnamen ini karena menjuarai Liga Champions UEFA pada tahun 2019. Tempat mereka sudah aman. Sementara itu, Barcelona, meskipun mengalami pasang surut performa, tetap menjadi klub dengan sejarah dan basis penggemar yang besar. Ketidakhadiran mereka lebih berkaitan dengan sistem kualifikasi baru yang diterapkan oleh FIFA.
FIFA menggunakan sistem poin berdasarkan performa klub dalam kompetisi kontinental selama empat musim terakhir (2021-2024) untuk menentukan sebagian besar peserta. Poin diberikan untuk kemenangan, hasil imbang, dan progres di Liga Champions UEFA. Sistem ini dirancang untuk memberikan penghargaan kepada konsistensi dan performa jangka panjang. Dalam konteks ini, performa Barcelona dalam beberapa musim terakhir di Liga Champions UEFA, dibandingkan dengan klub-klub Spanyol lainnya seperti Real Madrid dan Atletico Madrid, tidak cukup untuk mengamankan tempat di Piala Dunia Antarklub 2025 melalui jalur poin.
Real Madrid dan Atletico Madrid otomatis lolos karena performa mereka di Liga Champions UEFA beberapa musim terakhir. Atletico Madrid mengungguli Barcelona dalam perolehan poin selama periode kualifikasi. Hal ini menunjukkan bahwa sistem poin FIFA lebih mengutamakan performa konsisten dalam jangka waktu tertentu, bukan hanya reputasi atau potensi klub.
Sistem poin ini juga memiliki implikasi penting bagi klub-klub dari konfederasi lain. Klub-klub dari Amerika Selatan, Asia, Afrika, dan Oseania juga bersaing untuk mendapatkan tempat berdasarkan performa mereka di kompetisi kontinental masing-masing. Format baru ini dirancang untuk meningkatkan daya saing global dan memberikan kesempatan kepada klub-klub dari seluruh dunia untuk bersaing di panggung internasional.
Absennya Barcelona dan Liverpool dari Piala Dunia Antarklub 2025 menggarisbawahi pentingnya performa konsisten dalam kompetisi kontinental untuk memenuhi syarat. Sistem kualifikasi baru ini memberikan tekanan pada klub-klub untuk tampil baik di setiap musim, bukan hanya mengandalkan sejarah atau reputasi. Transformasi turnamen ini menjanjikan era baru persaingan global dan memberikan kesempatan kepada klub-klub dari seluruh dunia untuk bersaing di level tertinggi.
Secara lebih spesifik, berikut adalah alokasi slot untuk setiap konfederasi:
- AFC (Asia): 4 tim
- CAF (Afrika): 4 tim
- Concacaf (Amerika Utara, Tengah, dan Karibia): 4 tim
- CONMEBOL (Amerika Selatan): 6 tim
- OFC (Oseania): 1 tim
- UEFA (Eropa): 12 tim
- Tuan Rumah: 1 tim
Slot UEFA dialokasikan berdasarkan dua jalur:
- Juara Liga Champions UEFA dari tahun 2021 hingga 2024 (Chelsea, Real Madrid, Manchester City).
- Klub dengan poin tertinggi berdasarkan sistem peringkat UEFA selama periode yang sama.
Dengan demikian, meskipun Liverpool tidak perlu khawatir karena sudah lolos sebagai juara Liga Champions, Barcelona gagal lolos melalui jalur poin karena performa mereka yang kurang konsisten dibandingkan dengan klub-klub Spanyol lainnya. Ketidakhadiran mereka menjadi pengingat bahwa di era sepak bola modern, konsistensi dan performa adalah kunci untuk bersaing di level tertinggi.