Pembangunan Tanggul Rob di Muara Angke: Upaya Pemerintah Atasi Banjir dan Realita Kehidupan Warga

Wilayah Muara Angke, Jakarta Utara, masih bergulat dengan permasalahan banjir rob yang kerap melanda. Di tengah kondisi tersebut, pemerintah berupaya untuk membangun tanggul rob sebagai solusi jangka menengah untuk melindungi kawasan ini dari ancaman banjir.

Pada sebuah siang di pertengahan Juni 2025, aktivitas warga Muara Angke terlihat berjalan seperti biasa, meskipun genangan air akibat rob masih membasahi jalanan. Jalan Dermaga Ujung menjadi saksi bisu bagaimana sepeda motor melintas dengan berani menerjang banjir setinggi 10 cm. Permukiman warga yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari garis pantai, menunjukkan adaptasi unik, dimana rumah-rumah dibangun lebih tinggi dari permukaan jalan untuk mengurangi risiko air masuk ke dalam rumah.

Kesiapsiagaan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari warga Muara Angke. Sepatu bot terlihat berjajar rapi di depan pintu rumah, siap digunakan kapan saja saat banjir datang menerjang. Namun, di balik ketahanan ini, terlihat pula kerusakan infrastruktur dan rumah-rumah yang terbengkalai, menjadi bukti bisu perjuangan hidup di tengah kondisi yang serba terbatas.

Bagi sebagian warga, banjir rob telah menjadi bagian dari rutinitas harian. Sri (46), seorang warga yang telah tinggal di Muara Angke selama 20 tahun, mengungkapkan bahwa ia hampir setiap hari merasakan dampak banjir. Keterbatasan ekonomi menjadi alasan utama Sri dan banyak warga lainnya untuk tetap bertahan di Muara Angke, meskipun kondisi hidup jauh dari ideal.

"Ya sudah biasa di sini sih. Sudah biasa, sudah nggak kaget," ujarnya, menggambarkan bagaimana ia telah beradaptasi dengan kondisi yang ada. Baginya, biaya sewa kontrakan atau rumah susun menjadi penghalang untuk mencari tempat tinggal yang lebih aman dan nyaman.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah meninjau langsung pembangunan tanggul mitigasi banjir rob di Muara Angke. Proyek tanggul sepanjang 1,4 kilometer ini ditargetkan selesai pada Desember 2025. Pembangunan tanggul ini merupakan bagian dari dukungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terhadap program giant sea wall yang diinisiasi oleh pemerintah pusat. Namun, Pramono menekankan bahwa pembangunan tanggul mitigasi banjir rob ini merupakan langkah jangka menengah dalam penanggulangan banjir.

"Pemerintah Jakarta memulai hal baru untuk penanganan yang bersifat jangka menengah terlebih dahulu. Hari ini kita akan bangun tanggul kurang lebih 1,4 kilometer," kata Pramono saat melakukan kunjungan kerja. Tanggul yang dibangun saat ini memiliki elevasi 1,8 meter dan akan ditingkatkan menjadi 2,5 meter pada Desember 2025.