Kulon Progo Revitalisasi Identitas Lokal dengan Peluncuran Motif Batik Baru: Gunungan Binangun Kembali Bersinar

Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, kembali menegaskan identitasnya dengan meluncurkan dua motif batik baru yang kaya akan filosofi dan makna lokal. Peluncuran Batik Songsong Agung Ngambararum dan Binangun Kertaraharja menjadi bagian dari perhelatan Romansa Pansela 2025, sebuah acara yang bertujuan untuk mempromosikan potensi wisata dan budaya Kulon Progo.

Acara peluncuran yang berlangsung di kompleks Pantai Glagah ini dihadiri oleh Bupati Kulon Progo, Agung Setyawan, beserta Wakil Bupati Ambar Purwoko. Bupati Agung Setyawan menyampaikan harapannya agar kedua motif batik ini dapat segera menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Kulon Progo, menjadi simbol identitas dan kebanggaan bersama.

Batik Songsong Agung Ngambararum, buah karya Bayu Permadi dari sentra batik Lendah, Kulon Progo, dan Binangun Kertaraharja, hasil kreasi Agus Setyo Nugroho, keduanya menampilkan simbol Gunungan Binangun. Simbol ini sarat akan makna filosofis mendalam bagi masyarakat Kulon Progo. Nama Binangun sendiri merupakan akronim dari cita-cita luhur kehidupan bermasyarakat yang beriman, indah, nuhoni (menepati janji), aman, nalar, guyub (rukun), ulet, dan nyaman.

Bupati Agung Setyawan menyoroti bahwa simbol Gunungan Binangun sempat meredup pada masa pemerintahan sebelumnya. Peluncuran batik ini diharapkan dapat menghidupkan kembali simbol tersebut dan menguatkan identitas Kulon Progo. Batik-batik ini akan dikemas dengan sentuhan modern dan menarik, sehingga dapat diterima oleh berbagai kalangan.

Harapan besar disematkan pada penggunaan batik dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun acara-acara resmi. Hal ini diharapkan menjadi salah satu cara efektif untuk melestarikan warisan budaya ini. Sosialisasi kepada seluruh masyarakat Kulon Progo, dimulai dari instansi-instansi pemerintah, akan segera dilakukan.

Motif Binangun Kertaraharja dirancang khusus untuk busana harian, termasuk seragam kerja pegawai dan pakaian sekolah dari tingkat TK hingga SLTA. Sementara itu, motif Songsong Agung Ngambararum akan lebih sesuai untuk acara-acara resmi. Dari segi etimologi, "songsong" bermakna peneduh, "agung" berarti mulia, dan "ngambararum" berarti mewangi. "Binangun" merefleksikan filosofi hidup bermasyarakat Kulon Progo, sedangkan "kertaraharja" berarti kemakmuran atau kesejahteraan.

Nama batik Songsong Agung Ngambararum mencerminkan filosofi mendalam tentang kehidupan yang menjunjung tinggi kebijaksanaan, keseimbangan, dan harmoni dengan alam. Sekretaris Daerah Kulon Progo, Triyono, menegaskan bahwa peluncuran motif baru ini bukan berarti menghilangkan motif batik lama. Justru, ini adalah upaya untuk memperkuat identitas Kulon Progo melalui simbol gunungan dan slogan Binangun, sekaligus memperkaya khazanah batik khas Kulon Progo yang sudah ada, seperti Gelaran, Gringsing, dan Geblek Renteng. Romansa Pansela menjadi wadah yang tepat untuk memperkenalkan potensi pariwisata dan budaya lokal Kulon Progo kepada khalayak luas.

Berikut adalah daftar motif batik Kulon Progo :

  • Gelaran
  • Gringsing
  • Geblek Renteng
  • Songsong Agung Ngambararum
  • Binangun Kertaraharja