Tragedi di Pasar Kebayoran Lama: Bocah Tujuh Tahun Ditemukan dengan Luka Lebam Akibat Kekerasan

Penemuan Memilukan di Pasar Kebayoran Lama

Kebayoran Lama, Jakarta Selatan digegerkan dengan penemuan seorang anak perempuan berusia tujuh tahun dengan kondisi mengenaskan di sebuah lorong pasar. Korban, yang diidentifikasi dengan inisial MK, ditemukan meringkuk di atas tumpukan kardus, tubuhnya dipenuhi luka dan dalam keadaan lemas.

Lokasi penemuan MK berada di lantai dasar Pasar Kebayoran Lama, tepatnya di depan salah satu kios yang menjual kacamata. Lorong sempit itu, yang lebarnya hanya sekitar enam keramik, biasanya ramai dengan aktivitas jual beli fesyen dan jasa jahit dari pagi hingga malam. Namun, saat MK ditemukan, lorong tersebut sepi dan minim penerangan, hanya mengandalkan lampu dari kios-kios yang masih buka.

Kesaksian Warga dan Evakuasi Korban

Asep, seorang pemilik kios di lorong tersebut, mengaku sempat melihat MK terbaring lemas saat ia membuka kiosnya lebih awal. Awalnya warga mengira korban hanya tidur di emperan toko. Namun, kecurigaan muncul karena kondisi anak tersebut yang memprihatinkan. Petugas Satpol PP yang sedang berpatroli kemudian menemukan MK dan segera mengevakuasinya. Korban yang mengalami luka-luka langsung dibawa petugas untuk mendapatkan perawatan medis.

Dugaan Kekerasan dan Pencarian Pelaku

Berdasarkan keterangan awal yang diperoleh, MK diduga menjadi korban kekerasan oleh ayah kandungnya. Anak tersebut mengaku disiksa oleh ayahnya. Ironisnya, petugas kepolisian belum berhasil menemukan keberadaan sang ayah yang diduga telah menelantarkan MK. Pihak berwajib masih melakukan penyelidikan mendalam untuk mengungkap kasus ini dan menangkap pelaku.

Kondisi Korban yang Memprihatinkan

Kondisi MK saat ditemukan sangat memprihatinkan. Luka-luka di tubuhnya mengindikasikan adanya penyiksaan yang brutal. Polisi mengungkapkan luka yang diderita korban antara lain patah tulang dan bekas luka bakar pada wajah. Dari hasil penyelidikan sementara, korban diduga disiksa di Surabaya dan dibawa ayahnya menggunakan kereta api ke Jakarta.