Satelit Satria-1 Tingkatkan Konektivitas Digital: Jangkau 70% Kapasitas, Fokus Daerah 3T

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) mengumumkan bahwa pemanfaatan kapasitas Satelit Republik Indonesia (Satria-1) telah mencapai 70% pada tahun 2025. Peningkatan ini menandai langkah signifikan dalam penyediaan akses internet untuk layanan publik, khususnya di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) di seluruh Indonesia.

Direktur Utama Bakti Kominfo, Fadhilah Mathar, menyampaikan kabar baik ini saat mengunjungi Puskesmas Camplong, Kabupaten Kupang, pada hari Rabu, 11 Juni 2025. Menurutnya, pemanfaatan kapasitas Satria-1 yang terus meningkat menunjukkan efektivitas satelit ini sebagai solusi dalam mengatasi kesenjangan digital di daerah-daerah yang sulit dijangkau.

Bakti Kominfo juga aktif membangun infrastruktur IP transit di berbagai pelosok negeri. Langkah ini bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan Satria-1 dalam mendukung konektivitas internet bagi berbagai sektor, termasuk sekolah, puskesmas, pemerintah daerah, dan pengamanan. Dengan keterbatasan kapasitas satelit yang ada, Bakti Kominfo akan memprioritaskan layanan internet berbasis satelit untuk kebutuhan yang paling mendesak.

Laporan terbaru hingga 10 Juni 2025 menunjukkan pencapaian yang menggembirakan dalam upaya pemerataan akses digital di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Meutya Hafid menerima laporan ini melalui kegiatan monitoring konektivitas digital secara daring. Laporan tersebut menyebutkan bahwa sebanyak 27.858 lokasi layanan publik telah terhubung dengan internet melalui Satria-1, dan 6.747 desa kini memiliki akses internet dan sinyal seluler.

Seiring dengan pertumbuhan kebutuhan internet yang semakin pesat, berbagai layanan pemerintahan kini beralih ke platform digital. Untuk mengatasi keterbatasan kapasitas Satria-1, Bakti Kominfo menjalin kerjasama dengan Telkomsat dalam memanfaatkan Satelit Merah Putih milik Telkom. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan kecepatan internet di base transceiver station (BTS) universal service obligation (USO) yang telah dibangun oleh Bakti di wilayah-wilayah terpencil.

Sebagai informasi tambahan, pengadaan Satelit Satria-1 dilakukan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Bakti Kominfo selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) telah melaksanakan proses pelelangan dan menetapkan Konsorsium PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai pemenang lelang pada 26 April 2019.

Konsorsium PSN kemudian mendirikan Badan Usaha Pelaksana (BUP) bernama PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) untuk menjalankan proyek Satria-1. Satelit ini diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, menggunakan roket Falcon 9 milik SpaceX pada 18 Juni 2023 dan mulai beroperasi enam bulan kemudian.

Satelit Satria-1 memiliki kapasitas 150 Gbps yang dirancang untuk mendukung 37 ribu titik akses internet bagi fasilitas layanan publik di daerah 3T, termasuk puskesmas dan sektor pendidikan. Proyek pemerintah ini menelan anggaran sebesar Rp 8 triliun.