Sepak Bola China: Pengakuan Kemunduran dan Upaya Pemulihan Pasca-Skandal
Kegagalan Tim Nasional China melaju ke Piala Dunia 2026 zona Asia memicu refleksi mendalam terhadap kondisi persepakbolaan di Negeri Tirai Bambu. Presiden Asosiasi Sepak Bola Tiongkok (CFA), Song Kai, secara terbuka mengakui adanya kemunduran signifikan dalam kualitas sepak bola China, baik di level klub maupun tim nasional.
Timnas China hanya mampu menduduki peringkat kelima di Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Mereka hanya mengumpulkan sembilan poin dari 10 pertandingan, sebuah pencapaian yang jauh dari harapan.
"Kami tidak menunjukkan performa yang baik. Dulu, kami dianggap sebagai salah satu tim terbaik di Asia, tetapi sekarang, kami bahkan tidak bisa dibandingkan dengan Australia dan Jepang," ungkap Song Kai, mencerminkan kekecewaan yang mendalam.
Ia juga menyoroti perbedaan pendekatan yang mendasar antara China dan negara-negara sepak bola maju seperti Jepang.
"Dalam 20 tahun terakhir, sepak bola Jepang berfokus pada pelatihan pemain muda. Metode sepak bola di negara kami tidak menggunakan metode yang tepat dan tidak pernah belajar," imbuhnya, mengkritik kurangnya investasi dalam pengembangan pemain usia dini dan adopsi strategi yang efektif.
Lebih lanjut, Song Kai mengungkapkan bahwa sepak bola China saat ini sedang berjuang untuk bangkit kembali pasca-skandal korupsi yang mengguncang organisasi tersebut. CFA masih dalam proses pemulihan dari dampak buruk korupsi yang melibatkan mantan presiden Chen Xuyuan, yang telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena penyuapan. Mantan pelatih timnas, Li Tie, juga menerima hukuman penjara selama 20 tahun.
Investigasi selama dua tahun mengungkap jaringan korupsi yang luas, yang mengakibatkan larangan bermain seumur hidup bagi 38 pemain dan sanksi terhadap lima pejabat klub yang terlibat.
Kemerosotan prestasi sepak bola China tercermin dalam peringkat FIFA. Pada tahun 2002, China sempat menduduki peringkat ke-51, namun kini terpuruk ke peringkat ke-94. Situasi ini menjadi tantangan besar bagi CFA untuk mereformasi sepak bola China, memberantas korupsi, dan membangun fondasi yang kuat bagi pengembangan pemain muda demi mencapai prestasi yang lebih baik di masa depan.
Upaya pembenahan sepak bola China pasca-skandal menjadi kunci untuk mengembalikan kejayaan sepak bola China di kancah internasional.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemunduran:
- Kurangnya investasi dalam pengembangan pemain muda
- Metode pelatihan yang tidak tepat
- Skandal korupsi yang merusak integritas organisasi
- Kurangnya visi jangka panjang
Upaya Pemulihan yang Dilakukan:
- Pemberantasan korupsi
- Reformasi organisasi
- Fokus pada pengembangan pemain muda
- Adopsi strategi yang lebih efektif
Dengan langkah-langkah pemulihan yang tepat, diharapkan sepak bola China dapat bangkit kembali dan bersaing di level internasional.