Tragedi Air India: Keluarga Dokter India Jadi Korban Pesawat Jatuh, Mimpi di London Pupus
Tragedi mengguncang dunia penerbangan dan merenggut impian sebuah keluarga. Pesawat Air India AI171, yang dijadwalkan terbang menuju London, mengalami kecelakaan fatal tak lama setelah lepas landas dari Bandara Internasional Sardar Vallabhbhai Patel di Ahmedabad, India, pada Kamis (12/6/2025). Di antara ratusan korban jiwa, terdapat sebuah keluarga dokter asal India, Prateek Joshi dan Komi Vyas, beserta ketiga anak mereka yang malang.
Keluarga Joshi-Vyas tengah menantikan babak baru dalam kehidupan mereka di London. Prateek, seorang radiolog, telah bekerja di Inggris selama empat tahun, sementara Komi, seorang dokter patologi, baru saja mengundurkan diri dari pekerjaannya di India untuk bergabung dengan suaminya. Mereka sangat antusias untuk menyatukan keluarga dan memulai kehidupan baru di Inggris.
Namun, takdir berkata lain. Pesawat yang mereka tumpangi jatuh di kawasan padat penduduk di Meghaninagar, Gujarat, menewaskan hampir seluruh penumpang dan awak. Impian keluarga Joshi-Vyas untuk membangun rumah di London pun sirna dalam sekejap.
Kisah di Balik Impian yang Hancur
Komi Vyas, sebelum tragedi ini, bekerja sebagai dokter patologi di Pacific Hospital, Banswara, Rajasthan. Sepupunya, Nayan Joshi, mengungkapkan betapa bersemangatnya Komi dalam mempersiapkan kepindahannya ke Inggris. Ia telah mempersiapkan perjalanan ini selama sebulan terakhir, penuh dengan harapan dan antisipasi untuk kehidupan yang lebih baik bersama keluarganya.
Prateek Joshi sendiri telah mengabdi sebagai radiolog di Royal Derby Hospital dan Queen's Hospital Burton selama empat tahun terakhir. Setelah kembali ke India untuk menjemput istri dan anak-anaknya, ia tak sabar untuk memperkenalkan mereka pada kehidupan barunya di Inggris.
Keluarga ini memiliki tiga anak: Miraya (8), serta si kembar Pradyut dan Nakul (5). Karena proses visa anak-anak yang tertunda, mereka sempat terpisah. Namun, rencana untuk bersatu kembali di London kini hanya tinggal kenangan pahit.
Nayan Joshi dengan pilu mengenang saat seluruh keluarga mengantar mereka ke bandara di Ahmedabad. Kini, keluarga besar hanya bisa mengidentifikasi jenazah mereka, sebuah tugas yang sangat menyakitkan dan memilukan.
Kehilangan yang Mendalam
Kepergian Prateek Joshi dan keluarganya meninggalkan duka yang mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan kerabat, tetapi juga bagi komunitas medis di Inggris. University Hospitals of Derby and Burton, tempat Prateek bekerja, mengeluarkan pernyataan resmi yang menggambarkan Prateek sebagai dokter yang kompeten, hangat, dan bersahaja.
Stephen Posey, Chief Executive University Hospitals of Derby and Burton, menyatakan bahwa mereka sangat kehilangan sosok kolega yang berdedikasi dan berbakat seperti Dr. Prateek Joshi. Ia dikenang sebagai pria yang ramah dan baik hati, yang disukai oleh banyak orang.
Rajeev Singh, seorang rekan dokter, menggambarkan Prateek sebagai pribadi yang penuh semangat dan cinta hidup. Ia sering berbagi cerita tentang kecintaannya pada fish and chips dan kegemarannya berjalan-jalan di Peak District.
Neil Ryan, tetangga lama keluarga Joshi saat mereka tinggal di Inggris, juga mengungkapkan kesedihannya. Ia mengenang keluarga Joshi sebagai keluarga yang sangat ramah dan tulus. Ia merasa sangat terpukul mengetahui bahwa mereka telah tiada.
Ryan mengenang saat-saat perpisahan mereka sebelum keluarga Joshi kembali ke India. Prateek bahkan sempat membawakan sekantong besar oleh-oleh untuknya, sebuah kenangan manis yang kini terasa sangat menyakitkan.
Investigasi Kecelakaan
Kecelakaan tragis ini masih dalam penyelidikan. Air India menyatakan akan bekerja sama penuh dengan otoritas terkait untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat. Kementerian Dalam Negeri India juga telah mengonfirmasi bahwa penyelidikan sedang berlangsung.
Dari 242 penumpang yang berada di dalam pesawat, hanya satu orang yang selamat, seorang pria warga negara Inggris keturunan India bernama Vishwash Kumar Ramesh (40). Ia saat ini masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit Ahmedabad. Tragedi ini menjadi pengingat akan betapa rapuhnya kehidupan dan betapa pentingnya keselamatan penerbangan.