Survei Kesehatan Nasional Ungkap Tingginya Prevalensi Obesitas Sentral pada Wanita

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) baru-baru ini merilis data yang mengkhawatirkan terkait prevalensi obesitas sentral, khususnya di kalangan wanita. Data ini diperoleh dari program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah menjangkau jutaan peserta di seluruh Indonesia.

Program CKG yang diluncurkan sejak Februari lalu, telah dimanfaatkan oleh lebih dari 8,2 juta peserta. Menariknya, partisipasi perempuan dalam program ini jauh lebih tinggi, mencapai 62,2%, dibandingkan laki-laki yang hanya 37,7%. Namun, dari data tersebut terungkap fakta bahwa 50% peserta perempuan terindikasi mengalami obesitas sentral. Sementara itu, angka obesitas sentral pada laki-laki mencapai 25%.

Obesitas sentral diidentifikasi melalui pengukuran lingkar pinggang. Seseorang dikategorikan mengalami obesitas sentral jika lingkar pinggangnya melebihi 90 cm untuk laki-laki, dan 80 cm untuk perempuan. Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa obesitas sentral merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit tidak menular (PTM) yang perlu mendapatkan perhatian serius.

Lebih lanjut, Menkes Budi juga menyoroti masalah kesehatan lain yang terungkap dari program CKG, yaitu hipertensi dan diabetes. Data menunjukkan bahwa 1 dari 5 peserta CKG mengalami hipertensi, bahkan 1 dari 3 orang berusia di atas 40 tahun juga menderita hipertensi. Sementara itu, 1 dari 10 peserta CKG didiagnosis menderita diabetes. Kombinasi obesitas, hipertensi, dan diabetes merupakan faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke, dua penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

Selain itu, masalah kesehatan gigi dan mulut juga menjadi temuan yang signifikan dari program CKG. Diperkirakan, 1 dari 2 peserta CKG memiliki masalah gigi dan mulut, mulai dari gigi berlubang, gigi goyang, hingga gusi yang bermasalah.

Melihat tingginya angka penyakit tidak menular dan masalah kesehatan gigi dan mulut, Menkes Budi mengimbau masyarakat untuk tidak menunda pemeriksaan kesehatan. Ia menekankan pentingnya deteksi dini agar masalah kesehatan dapat segera diatasi, baik melalui perubahan gaya hidup maupun pengobatan medis. "Sehat itu investasi," ujarnya.

Saat ini, program CKG telah menjangkau hampir 10 ribu puskesmas di 38 provinsi di Indonesia. Partisipasi tertinggi tercatat di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat, yang menyumbang sekitar 60% dari total peserta. Sementara itu, partisipasi terendah tercatat di Papua Barat, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Untuk menjaga kesehatan, Menkes Budi mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan pemeriksaan tekanan darah dan gula darah. Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan prinsip 4M, yaitu:

  • Menggosok gigi secara teratur
  • Membatasi konsumsi gula
  • Memeriksakan gigi secara rutin
  • Mengkonsumsi buah dan sayur

Selain itu, Menkes Budi juga menyarankan masyarakat untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang terlalu manis, asin, dan berlemak, serta rutin berolahraga minimal 30 menit setiap hari.