Shekel Terpuruk di Tengah Konflik Israel-Iran: Dolar AS Menguat
Kondisi geopolitik Timur Tengah yang bergejolak, dipicu oleh serangan Israel terhadap Iran, berdampak signifikan terhadap stabilitas ekonomi kawasan. Salah satu indikatornya adalah pelemahan mata uang Shekel Israel terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Kekuatan Dolar AS secara umum terpantau menguat. Indeks Dolar (DXY00) menunjukkan peningkatan sebesar +0,28%. Penguatan ini turut menyeret mata uang Euro, yang mengalami penurunan sebesar -0,40% pada hari Jumat.
Namun, dampak paling terasa dialami oleh Shekel Israel. Menurut data Reuters, mata uang tersebut mengalami tekanan berat akibat dominasi Dolar AS. Shekel tercatat melemah 1,5% terhadap Dolar AS, memperpanjang tren negatif setelah sebelumnya juga terkoreksi hingga 3,5%.
Reuters juga melaporkan bahwa Shekel saat ini berada dalam jalur penurunan mingguan terburuk sejak Juli tahun lalu. Hari ini, Dolar AS masih menunjukkan kekuatan terhadap Shekel dengan kenaikan sebesar 1,72%.
Di tengah tensi yang meningkat antara Iran dan Israel, pergerakan Dolar AS terhadap mata uang Iran, Rial, menunjukkan anomali. Rial tercatat menguat 0,01% terhadap Dolar AS. Penguatan tipis ini terjadi justru di tengah ketidakpastian akibat potensi konflik yang lebih luas.
Serangan Israel ke Iran menargetkan sejumlah fasilitas strategis, termasuk fasilitas nuklir, pabrik rudal balistik, dan tokoh-tokoh komandan militer Iran. Israel mengklaim serangan ini bertujuan untuk menghalangi Iran dalam mengembangkan senjata nuklir.
Serangan tersebut dikabarkan menimbulkan ratusan korban jiwa. Iran merespons dengan melancarkan serangan balasan menggunakan sekitar 100 drone. Eskalasi ini semakin memperburuk hubungan kedua negara dan meningkatkan risiko instabilitas di kawasan Timur Tengah.