Kiai Taufik Hasyim dan Nyai Amiratul Nawaddah: Persemayaman Terakhir di Kompleks Pesantren Miftahul Ulum

Kabar duka menyelimuti keluarga besar Pondok Pesantren Miftahul Ulum dan Nahdlatul Ulama (NU) Pamekasan. Ketua PCNU Pamekasan, Kiai Taufik Hasyim, bersama istrinya, Nyai Amiratul Nawaddah, berpulang akibat kecelakaan lalu lintas di Probolinggo. Jenazah keduanya tiba di rumah duka pada Sabtu siang, disambut isak tangis keluarga, pengurus pesantren, santri, tokoh masyarakat, dan warga sekitar.

Kedatangan jenazah Kiai Taufik dan Nyai Amiratul disambut dengan khidmat. Prosesi penyambutan diwarnai lantunan ayat suci Al-Quran dan doa. Jenazah kemudian disemayamkan di sekitar masjid pesantren untuk dimandikan oleh pihak keluarga. Suasana haru begitu terasa, dengan banyak pihak yang tak kuasa menahan kesedihan atas kepergian tokoh panutan dan pendamping hidupnya.

Setelah prosesi memandikan selesai, jenazah Kiai Taufik dan Nyai Amiratul disalatkan di masjid pesantren. Ribuan pelayat, terdiri dari santri, alumni, tokoh agama, dan masyarakat umum, turut serta dalam salat jenazah sebagai bentuk penghormatan terakhir. Lantunan tahlil dan doa terus mengalir, mengiringi jenazah menuju peristirahatan terakhir.

Prosesi pemakaman dilaksanakan pada sore hari di kompleks pesantren. Area pemakaman dipadati oleh para pelayat yang ingin menyaksikan langsung pemakaman Kiai Taufik dan Nyai Amiratul. Sebagai bentuk penghormatan dan menjaga kekhusyukan, pihak keluarga memohon agar tidak ada pengambilan gambar atau perekaman selama prosesi pemakaman berlangsung. Kedua jenazah dimakamkan berdampingan, sebagai simbol cinta abadi dan kebersamaan mereka selama hidup.

Kepergian Kiai Taufik Hasyim dan Nyai Amiratul Nawaddah meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar NU dan masyarakat Pamekasan. Kiai Taufik dikenal sebagai sosok yang santun, bertanggung jawab, dan memiliki komitmen tinggi terhadap kemaslahatan umat. Perjuangan dan dedikasinya dalam mengembangkan pendidikan pesantren dan memajukan NU akan selalu dikenang.

Gus Firjaun, Wakil Ketua 1 PWNU Jawa Timur, menyampaikan belasungkawa yang mendalam atas kepergian Kiai Taufik. Beliau menggambarkan Kiai Taufik sebagai sosok yang sangat santun dan bertanggung jawab, yang selalu mengamalkan ajaran-ajaran NU dan pesantren dalam kehidupan sehari-hari. Gus Firjaun juga menambahkan bahwa Kiai Taufik adalah sosok yang selalu berjuang untuk kemaslahatan masyarakat dan umat, dan kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi semua pihak.

  • Ucapan belasungkawa terus mengalir dari berbagai kalangan, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
  • Banyak yang mengenang Kiai Taufik sebagai sosok yang inspiratif dan menjadi panutan dalam beragama dan bermasyarakat.
  • Semangat dan nilai-nilai yang diajarkan oleh Kiai Taufik diharapkan dapat terus dilanjutkan oleh generasi penerus.
  • Arus lalu lintas menuju pesantren mengalami kepadatan akibat banyaknya pelayat yang hadir.

Kepergian Kiai Taufik Hasyim dan Nyai Amiratul Nawaddah merupakan kehilangan besar bagi keluarga, pesantren, NU, dan masyarakat Pamekasan. Semoga Allah SWT menerima amal ibadah mereka dan menempatkan mereka di tempat yang terbaik di sisi-Nya. Al-Fatihah.