Eskalator Halte Transjakarta Cipulir Tak Berfungsi: Penumpang Keluhkan Akses Sulit dan Melelahkan
Halte Transjakarta Cipulir, yang terletak strategis di atas kawasan Pasar Cipulir dan ITC Cipulir Mas, kini menjadi sorotan akibat eskalator yang tidak berfungsi. Kondisi ini memaksa para penumpang, terutama lansia dan penyandang disabilitas, untuk berjuang menaiki puluhan anak tangga demi mencapai atau meninggalkan halte.
Keluhan demi keluhan terus berdatangan dari para pengguna Transjakarta. Winarto, seorang pedagang pasar berusia 60 tahun, mengungkapkan bahwa eskalator tersebut sudah tidak beroperasi selama kurang lebih dua bulan. Ketiadaan fasilitas ini sangat dirasakan, terutama bagi mereka yang setiap hari menggunakan halte tersebut.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, penumpang yang hendak menuju halte harus menaklukkan dua tangga konvensional sebelum mencapai eskalator yang rusak. Banyak penumpang lanjut usia memilih alternatif lain, yaitu melalui ITC Cipulir Mas yang menyediakan lift. Meskipun demikian, opsi ini tetap dianggap merepotkan karena mengharuskan mereka berjalan lebih jauh dan tetap harus menaiki sebagian anak tangga. Aminah, seorang penumpang lain, mengungkapkan rasa lelahnya meskipun telah menggunakan lift di ITC Cipulir Mas, karena pada akhirnya ia tetap harus menaiki tangga menuju halte.
Kondisi ini juga berdampak pada penumpang yang turun dari halte. Beberapa dari mereka memilih untuk masuk ke area ITC Cipulir Mas demi menghindari tangga yang curam. Ketidakberfungsian eskalator juga menimbulkan kebingungan di kalangan penumpang, terutama mereka yang baru pertama kali menggunakan halte tersebut. Tak jarang, terlihat penumpang menghela napas panjang saat menyadari bahwa eskalator tidak dapat digunakan.
Total terdapat sekitar 74 anak tangga yang harus ditaklukkan untuk mencapai halte. Tangga berwarna merah dengan lebar sekitar satu meter tersebut dilapisi keramik abu-abu kasar yang menjadi licin saat hujan. Tinggi anak tangga bervariasi antara lima hingga tujuh sentimeter. Seorang penumpang wanita bahkan terlihat harus mengangkat roknya agar tidak tersangkut saat menaiki tangga.
Setelah melewati sekitar 25 anak tangga, aroma tidak sedap mulai tercium. Seorang penumpang yang berjalan bersamaan spontan menutup hidungnya dengan kerudung. Pijakan tangga kemudian berubah menjadi pelat besi putih yang sudah pudar, dengan tinggi antar anak tangga sekitar empat hingga enam sentimeter. Rasya, seorang warga berusia 43 tahun, tampak berhenti sejenak untuk mengusap keringatnya. Ia mengaku kelelahan meskipun berat badannya hanya 66 kilogram. Meskipun demikian, ia tetap melanjutkan perjalanannya menuju halte.
Saat menaiki tangga berbahan besi, Rasya berpegangan erat di sisi tangga untuk membantu dorongan tubuhnya. Setelah berhasil menuntaskan 74 anak tangga, ia menghela napas panjang dan berkomentar bahwa masih ada tantangan lain yang menantinya, yaitu eskalator yang tidak berfungsi.
Pada hari Sabtu, terlihat bahwa halte tersebut masih ramai digunakan oleh masyarakat, meskipun mereka harus menghadapi akses yang tidak ramah pengguna. Eskalator yang seharusnya menghubungkan JPO dengan halte tetap tidak beroperasi. Ketiadaan penunjuk arah semakin memperparah kebingungan penumpang, sehingga arus naik dan turun seringkali bersimpangan.
Untuk mencapai halte, penumpang harus menaiki dua tangga sebelum sampai di eskalator. Banyak lansia akhirnya memilih memutar melalui ITC Cipulir Mas yang menyediakan akses lift. Namun, cara ini tetap menyulitkan karena jarak yang lebih jauh dan tetap harus mendaki sebagian jalan.
PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) telah menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang dialami oleh para penumpang akibat tidak berfungsinya eskalator di Halte Transjakarta Cipulir. Pihaknya menyatakan bahwa mereka sedang berupaya untuk memperbaiki eskalator tersebut agar dapat segera digunakan kembali oleh masyarakat. Transjakarta juga mengklaim telah berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mempercepat proses perbaikan.