Tragedi di Pasar Kebayoran Lama: Bocah 7 Tahun Ditemukan Terlantar dengan Luka Penyiksaan

Di tengah hiruk pikuk Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sebuah tragedi kemanusiaan terungkap. Seorang anak perempuan berusia 7 tahun, diidentifikasi dengan inisial MK, ditemukan terlantar di lorong pasar dengan kondisi memprihatinkan. Diduga kuat, MK menjadi korban penyiksaan dan penelantaran oleh orang tuanya sendiri.

Penemuan MK bermula pada Rabu pagi (11/6/2025) ketika warga pasar melihat seorang anak kecil terbaring di lorong. Awalnya, mereka mengira MK hanya tidur sementara, namun kecurigaan muncul ketika anak tersebut tak kunjung bangun. Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kebayoran Lama yang tengah berpatroli kemudian mengevakuasi MK. Kondisi bocah itu saat ditemukan sangat lemah dengan luka-luka di sekujur tubuhnya.

Menurut pengakuan MK, ia telah menjadi korban penyiksaan oleh ayahnya. Sayangnya, pihak berwenang belum berhasil menemukan sang ayah yang diduga telah sengaja meninggalkan MK di pasar. Tim dari detikcom menelusuri lokasi tempat MK ditemukan pada Sabtu (14/6/2025). Lokasi tersebut berada dekat pintu masuk utara pasar, di sebuah lorong sempit yang dipenuhi kios fesyen dan tukang jahit. MK ditemukan terbaring sendirian di emperan depan sebuah kios optik kacamata.

Kondisi lorong tempat MK ditemukan sangat memprihatinkan. Lorong tersebut sempit, kumuh, dan kurang penerangan. Hanya mengandalkan lampu-lampu dari kios sekitarnya. Asep, seorang pemilik kios yang membuka lapaknya sejak pukul 05.00 WIB, menjadi salah satu orang yang pertama kali melihat MK. Ia menuturkan bahwa MK terbaring di atas kardus dengan kondisi yang sangat menyedihkan.

"Saya kebetulan waktu itu buka jam lima, salat subuh, langsung turun ke sini dari atas. Ya dia tuh dalam kondisi begitu, terbaring di atas kardus," kata Asep.

Pemandangan itu membuat banyak ibu-ibu di pasar menangis. MK tampak kurus kering dan penuh luka. Warga pasar berusaha mendekati dan berinteraksi dengan MK. Ketika ditanya tentang alamat rumahnya, MK menunjukkan ketakutan dan menolak untuk pulang.

"Dia bilang 'Nggak mau, bapak saya jahat, pulang sama om aja', gitu dia bilang," ujar Asep menirukan ucapan MK.

Bahkan, MK sempat menanyakan apakah Asep memiliki kasur di rumahnya, pertanyaan yang membuat Asep merasa sangat sedih.

"Katanya 'Om, ikut Om aja ya. Om punya kasur nggak di rumah?' Itu yang saya ingat," kata Asep dengan nada lirih.

Asep kemudian memberikan sepotong roti kepada MK. Ia mengaku tak kuasa menahan air mata saat memberikan makanan kepada anak tersebut.

"Sambil ngasih makan, itu air mata saya nggak bisa kebendung, tumpah semua. Kemanusiaan kita timbul di situ," pungkas Asep.

Merasa ada sesuatu yang tidak beres, Asep bersama warga lainnya berinisiatif melaporkan kejadian tersebut kepada petugas keamanan pasar. Berkat laporan tersebut, MK akhirnya dapat dievakuasi.

"Ada ibu-ibu yang mau ngurusin aja, tapi saya bilang ini bukan (masalah) sepele, jadi biar dilaporin aja," terang Asep.

Sebagai seorang ayah, Asep sangat menyayangkan tindakan orang tua MK, apapun alasannya. Ia merasa marah dan sedih melihat kondisi MK yang kurus, lemas, dan penuh luka.

"Saya sedih dan marah. Sedih itu tadi, kok ada yang tega gitu. Marahnya, kok ada begini ya," ujarnya.

Saat ini, MK tengah menjalani perawatan intensif di RS Polri Kramatjati. Kondisinya dilaporkan semakin membaik. Ia juga telah menjalani operasi untuk memperbaiki tulang lengannya yang patah.

Kasus ini telah ditangani oleh Direktorat PPA dan PPO Bareskrim Polri. Pihak kepolisian telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengungkap kasus penyiksaan dan penelantaran yang dialami MK.