Kontroversi Penalti Akhir Laga Kandaskan Mimpi Palestina di Kualifikasi Piala Dunia
Harapan Tim Nasional Palestina untuk berlaga di Piala Dunia 2026 pupus setelah hasil imbang kontroversial melawan Oman dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia zona Asia. Pertandingan yang digelar di King Abdullah II Stadium, Amman, Yordania, pada hari Selasa (10/6/2025) itu berakhir dengan skor imbang 1-1, hasil yang cukup untuk mengantarkan Oman ke babak selanjutnya.
Pertandingan berjalan ketat sejak awal. Palestina, yang bermain di kandang sendiri, tampil dengan semangat tinggi untuk meraih kemenangan. Gol pembuka dari Oday Kharoub pada menit ke-49 membangkitkan asa para pendukung. Namun, euforia tersebut tidak berlangsung lama.
Drama terjadi di menit-menit akhir pertandingan. Wasit Moud Bonyadifard menunjuk titik putih setelah menilai Ahmad Taha melakukan pelanggaran terhadap Muhsen Al Ghassani di kotak penalti. Keputusan ini langsung memicu protes keras dari para pemain dan ofisial Palestina. Issam Al Sabhi, yang maju sebagai eksekutor, sukses menjalankan tugasnya dan menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Gol tersebut menjadi pukulan telak bagi Palestina.
Federasi Sepakbola Palestina (PFA) tidak tinggal diam. Mereka secara resmi melayangkan protes kepada Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) terkait penalti kontroversial yang diberikan kepada Oman. PFA menilai bahwa keputusan wasit tidak tepat dan sangat merugikan timnas Palestina. Mereka mendesak AFC untuk melakukan investigasi mendalam terhadap insiden tersebut dan meninjau kembali prosedur perwasitan yang terkait.
"Setelah mempelajari rekaman pertandingan resmi secara seksama, serta berbagai tayangan ulang yang beredar di media sosial, kami menemukan bahwa keputusan penalti tersebut tidak memiliki dasar yang kuat dan tidak memenuhi standar teknis yang diperlukan," demikian pernyataan resmi dari PFA.
"Keputusan ini jelas tidak adil bagi tim nasional kami. Kami meminta penyelidikan komprehensif terhadap situasi ini, serta peninjauan ulang terhadap semua prosedur perwasitan yang terkait. Langkah ini bertujuan untuk menegakkan keadilan olahraga dan memastikan integritas kompetisi internasional."
Dengan hasil imbang ini, Palestina harus mengubur impian mereka untuk tampil di Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam sejarah. Mereka finis di peringkat keempat klasemen Grup D dengan 10 poin, tertinggal satu poin dari Oman yang berhak melaju ke babak keempat. Sementara itu, Oman akan bergabung dengan enam negara lainnya, termasuk Indonesia, untuk bersaing memperebutkan tiket ke putaran final Piala Dunia 2026.
Kegagalan Palestina melaju ke babak selanjutnya tentu menjadi pukulan berat bagi para pemain, pelatih, dan seluruh pendukung. Namun, semangat juang yang mereka tunjukkan selama kualifikasi patut diacungi jempol. Mereka telah memberikan yang terbaik dan akan terus berjuang untuk meraih mimpi di masa depan.