Tradisi Umeshigoto: Mengolah Plum, Menyambut Musim di Jepang

Di Jepang, saat musim hujan tsuyu tiba, sebuah tradisi unik kembali hidup di dapur-dapur rumah tangga: umeshigoto. Secara harfiah berarti "pekerjaan plum," umeshigoto adalah proses mengolah buah plum (ume) menjadi berbagai produk lezat dan bermanfaat, menandakan datangnya musim panas yang penuh cita rasa.

Tradisi ini melibatkan pengolahan buah plum mentah menjadi acar umeboshi, sirup yang menyegarkan, atau minuman keras umeshu. Aroma buah ume yang segar, mirip almond dengan sentuhan aroma kayu, memenuhi ruangan saat proses pengolahan dimulai. Di dapur-dapur Jepang, kesibukan pun dimulai.

Proses Tradisional Umeshigoto

Proses umeshigoto memerlukan ketelitian dan kesabaran:

  • Pembersihan Buah: Batang kecil pada buah ume dicabut dengan hati-hati.
  • Pembuatan Sirup: Buah ume ditumpuk bergantian dengan gula batu dalam stoples kaca, menciptakan lapisan demi lapisan yang akan menghasilkan sirup manis.
  • Pembuatan Umeboshi: Buah ume kuning yang mulai matang ditaburi garam kasar, kemudian ditindih dengan batu sungai yang telah dipoles untuk proses fermentasi.

Kementerian Pertanian Jepang menekankan pentingnya kebersihan dalam proses umeshigoto. Stoples harus steril, buah harus benar-benar kering, dan penambahan sedikit alkohol food-grade dapat mencegah pertumbuhan jamur. Penting untuk diingat bahwa buah ume hijau tidak boleh dimakan mentah karena mengandung senyawa sianogenik yang berbahaya. Proses penggaraman, pemanisan, atau fermentasi diperlukan untuk mengurai senyawa tersebut.

Sejarah dan Nilai Budaya

Tradisi mengolah buah plum di Jepang memiliki sejarah panjang. Bahkan, sebelum bunga sakura populer, keindahan buah plum telah dipuji dalam antologi puisi kuno Man’yōshū dari abad ke-8. Pada era Sengoku, umeboshi menjadi bekal penting bagi tentara karena dipercaya dapat mengobati luka dan menghilangkan rasa haus.

Masyarakat Jepang percaya bahwa "satu umeboshi sehari menjauhkan dari dokter". Kandungan asam sitrat dalam umeboshi dipercaya dapat melawan kelelahan di musim panas. Lebih dari sekadar rasa, umeshigoto melambangkan kemandirian dan penghargaan terhadap musim. Prosesnya membutuhkan waktu berminggu-minggu, menguji kesabaran saat gula larut perlahan, warna buah berubah, dan rasa semakin matang.

Hasil dari Kesabaran

Kerja keras di bulan Juni akan membuahkan hasil saat musim gugur tiba. Bola nasi dengan isian ume, teh hangat beraroma sirup buah plum di musim dingin, dan umeboshi merah muda untuk menyambut Tahun Baru menjadi imbalan atas ketekunan mengolah buah plum di musim hujan. Umeshigoto adalah perayaan musim dan tradisi yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, memberikan rasa bangga dan kepuasan bagi mereka yang meluangkan waktu untuk melakukannya.