Boeing Proyeksikan Lonjakan Permintaan Pesawat Hingga 43 Ribu Unit pada Tahun 2044
Industri Penerbangan Global Diprediksi Mengalami Pertumbuhan Signifikan
Pabrikan pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, memprediksi pertumbuhan signifikan dalam industri penerbangan global. Perusahaan tersebut memperkirakan adanya lonjakan permintaan perjalanan udara sebesar 40% pada tahun 2030, yang akan memicu kebutuhan akan ribuan pesawat baru dalam beberapa tahun mendatang. Proyeksi terbaru Boeing menunjukkan bahwa akan ada permintaan untuk sekitar 43.600 pesawat baru hingga tahun 2044.
Proyeksi ini muncul di tengah upaya industri penerbangan untuk mengatasi berbagai tantangan global, termasuk ketegangan perdagangan dan pemulihan dari dampak pandemi COVID-19. Meskipun Airbus, pesaing utama Boeing, merevisi perkiraan permintaan komersial 20 tahunnya menjadi 43.420 pesawat (turun 2% dari perkiraan awal), Boeing tetap optimis dengan prospek jangka panjang industri penerbangan.
Detail Proyeksi Permintaan Pesawat Boeing
Proyeksi pengiriman pesawat Boeing mencakup berbagai jenis pesawat, antara lain:
- Pesawat lorong tunggal: Hampir 33.300 unit
- Jet berbadan lebar: Lebih dari 7.800 unit
- Pesawat kargo buatan pabrik: 955 unit
- Jet regional: 1.545 unit
Wakil Presiden Pemasaran Komersial Boeing, Darren Hulst, menyatakan keyakinannya bahwa volatilitas perdagangan tidak akan secara signifikan mengubah permintaan jangka panjang. Ia menekankan bahwa nilai kargo udara memiliki pertumbuhan sekitar 4% selama beberapa dekade terakhir, yang menunjukkan ketahanan dan potensi pertumbuhan industri.
Tantangan Produksi dan Upaya Peningkatan Kualitas
Sejak pandemi COVID-19, permintaan perjalanan udara telah pulih dengan kuat. Namun, produksi pesawat masih jauh di bawah tingkat sebelum pandemi, menyebabkan kekurangan sekitar 1.500 hingga 2.000 pesawat. Baik Boeing maupun Airbus berjuang untuk meningkatkan produksi ke tingkat sebelum pandemi.
Boeing menghadapi tantangan tambahan terkait dengan masalah keselamatan produksi setelah insiden ledakan panel di udara pada pesawat Alaska Airlines 737 MAX pada tahun 2024. Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) membatasi produksi 737 menjadi 38 pesawat per bulan sebagai akibat dari insiden tersebut.
Boeing telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kualitas produksi secara signifikan dalam beberapa bulan terakhir. Namun, insiden jatuhnya Boeing 787-8 Dreamliner Air India baru-baru ini kembali menyoroti pentingnya keselamatan dan kualitas dalam produksi pesawat.
Industri penerbangan global terus beradaptasi dengan perubahan dan tantangan yang ada. Proyeksi pertumbuhan permintaan pesawat dari Boeing menunjukkan potensi besar bagi industri ini di masa depan, meskipun perusahaan harus terus mengatasi tantangan produksi dan memastikan standar keselamatan yang tinggi.