Tantangan Jual Rumah Dekat Pemakaman: Lebih dari Sekadar Isu Mistis

Menjajakan properti yang berdekatan dengan area pemakaman seringkali menghadirkan serangkaian kendala tersendiri. Persepsi negatif yang melekat pada lokasi semacam ini, seringkali dikaitkan dengan hal-hal mistis dan kurangnya keberuntungan, menjadi batu sandungan utama.

Tidak jarang, pemilik rumah yang berlokasi di dekat pemakaman memilih untuk menurunkan harga jual secara signifikan dengan harapan dapat menarik minat pembeli dengan lebih cepat. Namun, strategi ini seringkali tidak membuahkan hasil yang optimal, mengingat masih kuatnya anggapan di masyarakat bahwa rumah tersebut berhantu, rawan kejadian aneh, atau bahkan dibangun di atas lahan bekas pemakaman.

Namun, benarkah anggapan bahwa rumah di dekat pemakaman sulit dijual semata-mata karena faktor horor? Pendapat ini ternyata tidak sepenuhnya akurat. Menurut Founder & CEO Pinhome, Dayu Dara Permata, permasalahan utama bukanlah potensi gangguan mistis, melainkan ketersediaan air bersih yang memadai. Beliau menjelaskan bahwa rumah di dekat pemakaman berpotensi memiliki kualitas air tanah yang kurang baik, sehingga memaksa penghuninya untuk bergantung pada pasokan air dari PDAM. Hal ini tentu menjadi kendala tersendiri, terutama jika pasokan air PDAM seringkali terganggu akibat pemeliharaan.

"Kualitas air menjadi perhatian utama. Meskipun PDAM sudah cukup ekspansif, masyarakat Indonesia umumnya merasa lebih nyaman jika memiliki sumber air sendiri. Kekhawatiran muncul jika sumur yang ada dangkal dan berdekatan dengan fasilitas umum seperti pemakaman," ujarnya.

Dengan demikian, penolakan calon pembeli tidak hanya didasari oleh faktor mistis semata. Kendala air bersih juga dapat menjadi penyebab utama. Namun, perlu diingat bahwa masalah ini tidak hanya terbatas pada rumah yang berlokasi di dekat pemakaman. Rumah yang jauh dari area pemakaman pun berpotensi mengalami masalah serupa.

Di sisi lain, buku "Membangun Rumah Ala Orang Jawa" karya Asti Musman menyebutkan bahwa rumah di dekat pemakaman berpotensi membawa penyakit dan berdampak buruk bagi kesehatan penghuninya. Secara psikologis, kondisi ini juga dapat mempengaruhi mental penghuni, menyebabkan mereka terlihat murung dan rentan sakit. Tanah semacam ini dikenal dengan istilah dhandhang kukulangan.

Kendati demikian, pandangan ini tidak berlaku secara universal. Kesehatan penghuni juga dipengaruhi oleh faktor lain, seperti kebersihan rumah dan gaya hidup yang sehat. Jika kedua aspek ini terjaga dengan baik, tinggal di rumah dekat pemakaman pun tidak serta merta berdampak buruk bagi kesehatan. Semuanya kembali pada kepercayaan masing-masing individu dan faktor-faktor pendukung lainnya.

  • Kualitas Air
  • Fasilitas Umum
  • Kesehatan