Drama di Balik Video Viral: Ayah di Tojo Una-Una Diduga Gunakan Dana Bantuan untuk Judi Online

Kasus video viral seorang siswa SD di Tojo Una-Una (Touna), Sulawesi Tengah, yang terancam putus sekolah ternyata menyimpan fakta yang mengejutkan. Video yang menampilkan Galang Ramadhan (12) menangis karena kondisi ayahnya, Rikson Lawadang, yang lumpuh dan kesulitan biaya, kini diduga hanyalah rekayasa untuk mendapatkan bantuan dari masyarakat.

Kepolisian Sektor Una-Una mengungkap bahwa dana bantuan yang terkumpul justru disalahgunakan oleh Rikson Lawadang untuk bermain judi online. Kapolsek Una-Una, AKP Mustarim Abbas, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengantongi bukti transaksi yang menunjukkan Rikson melakukan deposit hingga puluhan juta rupiah untuk berjudi.

"Banyak yang sudah membantu. Iya, dia melakukan deposit sampai Rp 10 juta, bahkan Rp 5 juta berkali-kali, banyak sekali," ungkap AKP Mustarim.

Menurut AKP Mustarim, kecurigaan terhadap Rikson sebenarnya sudah muncul di kalangan warga sekitar. Namun, pihak kepolisian tidak ingin gegabah dalam bertindak sebelum memiliki bukti yang kuat. Bukti-bukti keterlibatan Rikson dalam judi online berhasil dikumpulkan melalui pemeriksaan ponsel milik yang bersangkutan.

AKP Mustarim menambahkan, pihaknya telah memberikan peringatan kepada Rikson untuk menghentikan perbuatannya. Saat ini, polisi belum memutuskan apakah akan memproses hukum Rikson atas dugaan penyalahgunaan dana bantuan dan penipuan publik. Namun, jika perbuatan tersebut terus berlanjut dan konten serupa kembali viral, tidak menutup kemungkinan Rikson akan dijerat dengan pasal terkait judi online.

"Kami sudah berupaya semaksimal mungkin. Tapi kalau masih terus viral dengan konten seperti itu, nanti kami akan proses soal judi online-nya. Bisa dikenakan pasal penyalahgunaan bantuan atau penipuan publik," jelasnya.

AKP Mustarim menyampaikan rasa prihatinnya atas situasi ini, di mana kondisi yang memprihatinkan justru dimanfaatkan untuk menarik simpati masyarakat demi kepentingan pribadi. Ia juga menyayangkan adanya anggapan bahwa pemerintah tidak memberikan bantuan, padahal berbagai bantuan telah disalurkan.

"Padahal pemerintah sudah banyak membantu. Netizen saja yang bilang tidak dibantu. Padahal bantuan sudah datang bertubi-tubi. Kami sampai kasihan melihat situasi ini," tutur Mustarim.

Ia berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, termasuk pemerintah, untuk lebih berhati-hati dan melakukan verifikasi terlebih dahulu sebelum memberikan bantuan berdasarkan informasi yang viral di media sosial.

Saat ini, Galang Ramadhan telah mendapatkan pendampingan dari anggota DPRD Touna, Jafar M Amin, yang berniat untuk membantu pendidikannya. Jafar M Amin kini bertanggung jawab atas Galang.

Sebelumnya, video yang menampilkan Galang menangis karena terancam putus sekolah akibat keterbatasan biaya menjadi viral di media sosial. Rikson Lawadang, ayah Galang, mengaku tidak mampu membiayai sekolah anaknya karena kondisinya yang lumpuh.

Namun, belakangan terungkap bahwa video tersebut hanyalah rekayasa yang dibuat oleh Rikson untuk mendapatkan bantuan dari masyarakat. Polisi menyebutkan bahwa video tersebut sengaja dibuat seolah-olah film untuk menarik perhatian dan simpati.

"Itu (video viralnya) sebenarnya semacam film settingan. Informasi dari tetangga bilang itu semua disusun seperti film. Anak itu sebenarnya tetap sekolah, bukan tidak sekolah," kata Mustarim.

AKP Mustarim juga mengungkapkan bahwa Rikson sebelumnya pernah membuat video serupa dan berhasil mendapatkan bantuan untuk membeli baju menjelang Lebaran. Diduga, dana tersebut kemudian digunakan untuk bermain judi online, sehingga Rikson kembali membuat video baru untuk mendapatkan bantuan.

  • Pelajaran penting bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap konten viral.
  • Perlunya verifikasi informasi sebelum memberikan bantuan.
  • Pemerintah dan lembaga terkait diharapkan lebih selektif dalam menyalurkan bantuan.