Dorongan untuk Tempe Mendunia: Kota Bogor Gencar Promosikan Warisan Kuliner ke UNESCO

Pemerintah Kota Bogor menunjukkan komitmen kuat dalam mendukung upaya menjadikan tempe sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. Dukungan ini bukan tanpa alasan, mengingat tempe telah menjadi bagian penting dari perekonomian lokal, bahkan menembus pasar internasional.

Wali Kota Bogor, Dedie Rachim, mengungkapkan kebanggaannya atas keberadaan produsen tempe di wilayahnya yang telah berhasil melakukan ekspor ke sepuluh negara. Hal ini membuktikan bahwa tempe bukan hanya digemari di dalam negeri, tetapi juga memiliki daya tarik global. Dedie menekankan bahwa tempe telah bertransformasi dari sekadar makanan tradisional menjadi sumber protein tinggi yang diakui di berbagai belahan dunia.

"Dulu, istilah 'bangsa tempe' seringkali diidentikkan dengan kelemahan. Namun, kini tempe justru menjadi produk unggulan dengan nilai gizi tinggi yang dikonsumsi secara luas. Ini adalah bukti nyata bahwa bangsa Indonesia memiliki kemampuan untuk mengolah bahan makanan sederhana menjadi produk berkelas dunia," ujar Dedie pada peringatan Hari Tempe Nasional di Kota Bogor.

Ketua Umum Forum Tempe Indonesia, Hardinsyah, menjelaskan bahwa proses pengajuan tempe sebagai warisan budaya takbenda UNESCO telah dimulai sejak tahun 2014. Saat ini, pihaknya tengah menantikan penetapan resmi yang diharapkan dapat terlaksana pada tahun 2026. Hardinsyah juga menyampaikan apresiasi atas dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah Indonesia, organisasi, dan para pegiat tempe.

Dalam Rembug Budaya Tempe yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Tempe Nasional, sejumlah rekomendasi penting dihasilkan. Salah satunya adalah harapan agar tempe dapat dijadikan media diplomasi budaya kuliner Indonesia dan menjadi hidangan utama dalam berbagai acara kenegaraan serta kegiatan pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, forum tersebut juga mendorong agar para pengrajin atau UMKM tempe mendapatkan akses yang lebih mudah terhadap permodalan, teknologi, dan pasar, baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun internasional.

Berikut adalah beberapa rekomendasi yang dihasilkan dalam Rembug Budaya Tempe:

  • Tempe sebagai media diplomasi budaya kuliner Indonesia.
  • Tempe menjadi sajian utama dalam setiap jamuan kenegaraan.
  • UMKM tempe mendapatkan akses permodalan, teknologi dan pasar.
  • Mendorong riset dan inovasi dalam pengembangan produk berbasis tempe.
  • Tempe sebagai media pembelajaran dalam kurikulum pendidikan.
  • Pembangunan tempat wisata budaya tempe.

Lebih lanjut, forum tersebut juga mendorong dilakukannya riset dan inovasi untuk mengembangkan berbagai produk pangan dan suplemen berbasis tempe. Bahkan, mereka mengusulkan agar tempe dan seluruh proses yang terkait dengannya dapat diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan di Sekolah Dasar dan Menengah. Tujuannya adalah untuk menciptakan ekosistem kebudayaan kuliner yang berbasis pada tempe, serta membangun tempat-tempat wisata yang dapat mentransmisikan budaya tempe kepada generasi mendatang.