Iggy Pop Mengungsi Sementara dari Rumah Gara-Gara Kakatua Kesayangan
Musisi legendaris Iggy Pop, yang kini berusia 78 tahun, mengambil langkah unik dengan mengungsi sementara dari kediamannya. Alasan di balik kepindahan ini ternyata bukan karena masalah serius, melainkan karena suara bising yang dihasilkan oleh burung kakatua peliharaannya.
Iggy Pop mengakui bahwa suara yang dihasilkan oleh kakatua kesayangannya, yang diberi nama Biggy, sangat mengganggu. Ia menyebutkan bahwa suara Biggy bisa mencapai tingkat kebisingan hingga 130 desibel (dB), setara dengan suara pesawat saat lepas landas. "Ini adalah tempat di mana aku bisa jauh dari burung itu," ungkap Iggy Pop, seperti dikutip dari Mirror.
Padahal, Biggy telah menjadi bagian dari hidup Iggy Pop selama 15 tahun. Musisi tersebut sering membagikan momen-momen lucu Biggy di media sosial, yang membuat Biggy memiliki pengikut setia sebanyak 105 ribu di Instagram. Penggemar Biggy menikmati postingan Iggy Pop yang menampilkan Biggy menari dan melakukan headbang saat diperdengarkan musik.
Di sisi lain, nama Iggy Pop juga sempat terseret dalam pengakuan seorang mantan groupies era 70-an. Wanita tersebut mengaku menjadi korban pemerkosaan saat berusia 12 tahun di Rodney Bingenheimer, sebuah tempat nongkrong yang populer di kalangan musisi seperti Iggy Pop, Led Zeppelin, dan David Bowie.
Korban, yang hanya disebut dengan inisial KK, menceritakan pengalamannya saat pertama kali mengunjungi bar tersebut. Ia terkejut melihat perilaku liar para remaja wanita di sana. "Ada banyak sekali cerita yang terjadi di sana. Para gadis muda yang membuka bajunya dan para pria yang bermesraan dengan mereka. Ada banyak remaja yang datang dan pergi di tempat tersebut, dan aku bukanlah satu-satunya (korban)," ujarnya.
KK mengungkapkan bahwa pemerkosaan itu terjadi pada larut malam. "Aku berjalan masuk dan tiba-tiba saja seorang pria menarik ku dari belakang. Ia kemudian memperkosa diriku lalu setelah kejadian itu ia memberikanku minuman," kenangnya.
Trauma mendalam membuat KK tidak berani mengungkapkan kejadian tersebut selama bertahun-tahun. Ia mengaku bahwa era rock and roll seolah membuat kejahatan seksual seperti itu menjadi hal yang biasa dan dianggap remeh oleh publik. "Rock n roll seolah merayakan hal buruk tersebut dan ketika kau melihat banyak orang melakukannya dan menjadi korban, maka itu menjadi sebuah hal yang normal," pungkasnya.