Renovasi Gedung Putih: Sentuhan Emas dan Perubahan Kontroversial di Era Trump

Gedung Putih, sebagai simbol kekuasaan dan sejarah Amerika Serikat, secara berkala mengalami perubahan dan penyesuaian sesuai dengan preferensi presiden yang menjabat. Di bawah kepemimpinan Donald Trump, beberapa area di Gedung Putih mengalami renovasi signifikan, mencerminkan visi dan selera pribadinya. Beberapa perubahan ini menuai kontroversi dan sorotan publik.

Ruang Oval: Sentuhan Emas yang Kontroversial

Ruang Oval, ruang kerja utama Presiden AS, menjadi fokus utama renovasi. Trump dikenal dengan kecintaannya terhadap detail mewah dan glamor, yang tercermin dalam penambahan elemen-elemen berwarna emas. Menurut laporan dari The Wall Street Journal, ukiran emas ditambahkan pada rak perapian dan cetakan dinding, memberikan sentuhan mewah yang mencolok. Sumber anonim dari pemerintahan Trump mengungkapkan bahwa presiden secara pribadi mengawasi pemasangan ukiran emas ini. Bahkan, patung kerub emas dari kediaman pribadinya di Mar-a-Lago turut dibawa untuk menghiasi Gedung Putih.

Selain detail emas, Trump juga menambahkan sejumlah lukisan di Ruang Oval. Kantor kepresidenan kini dipenuhi dengan sekitar 15 lukisan. Salah satu lukisan yang menarik perhatian adalah potret diri Trump dalam momen dramatis saat kampanye, di mana ia dikelilingi oleh pengawal setelah insiden penembakan. Penambahan lukisan ini memperkuat citra diri Trump sebagai pemimpin yang kuat dan berani.

Tiang Bendera Baru: Simbolisme dan Biaya Pribadi

Sebagai simbol negara, bendera Amerika Serikat memiliki peran penting dalam setiap kantor pemerintahan. Trump memutuskan untuk menambahkan dua tiang bendera baru di halaman Gedung Putih, masing-masing setinggi 30 meter. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan simbolisme dan patriotisme di kompleks Gedung Putih. Yang menarik, Trump mengklaim bahwa ia rela menggunakan dana pribadinya untuk membiayai pemasangan tiang bendera ini, yang terletak di halaman utara dan selatan Gedung Putih.

"Tidak ada tiang bendera Gedung Putih selama 200 tahun," ujarnya kepada wartawan.

Taman Mawar: Kontroversi Pengaspalan

Salah satu perubahan paling kontroversial adalah rencana untuk mengaspal Taman Mawar. Trump menginginkan area ini lebih praktis dan fungsional, terutama untuk acara-acara penerimaan tamu. Ia berpendapat bahwa rumput di taman seringkali basah dan kurang nyaman. Namun, rencana ini mendapat tentangan dari berbagai pihak, termasuk Ibu Negara Melania Trump, yang ingin mempertahankan keindahan alami taman tersebut. Perselisihan ini mencerminkan perbedaan pandangan tentang estetika dan fungsi Gedung Putih.

Renovasi Gedung Putih di era Trump mencerminkan kepribadian dan preferensi unik presiden. Meskipun beberapa perubahan dianggap sebagai peningkatan estetika dan fungsionalitas, yang lain memicu kontroversi dan perdebatan tentang makna simbolis Gedung Putih sebagai rumah rakyat Amerika.