Dendam Berujung Maut: Pembunuhan Balita di Singkawang Didalangi Sakit Hati

Pembunuhan Tragis Balita di Singkawang: Motif Sakit Hati dan Upaya Penjebakan

Kasus pembunuhan tragis balita berusia 1 tahun 11 bulan, Rafa Fauzan, di Kota Singkawang, Kalimantan Barat, akhirnya menemui titik terang. AB, pelaku yang sebelumnya ikut berpura-pura mencari korban, kini telah ditangkap dan mengakui perbuatannya. Motif di balik aksi keji ini ternyata didasari oleh rasa sakit hati terhadap pengasuh korban, yang berujung pada niat untuk menjebaknya.

AB, yang kini mendekam di sel tahanan Polres Singkawang, mengungkapkan bahwa dirinya merasa tersinggung oleh ucapan pengasuh Rafa. Dendam yang membara kemudian mendorongnya untuk menyusun rencana jahat. Ia berharap dengan hilangnya Rafa, pengasuh akan menjadi pihak yang disalahkan dan menanggung akibatnya di mata orang tua korban.

Kronologi Pembunuhan dan Upaya Pengelabuhan

Aksi keji tersebut dilakukan pada hari Selasa, sekitar pukul 11.45 WIB. Saat Rafa keluar dari rumah pengasuhnya, AB langsung membekapnya. Rumah pelaku sendiri terletak tidak jauh dari kediaman pengasuh. Korban kemudian dibawa ke rumah pelaku dalam keadaan hidup, dimasukkan ke dalam karung plastik, dan diletakkan di keranjang sepeda. AB kemudian membawa karung berisi balita tersebut ke kawasan pemakaman di sekitar Jalan Veteran. Karung itu sempat ditinggalkan di teras masjid dekat pemakaman, namun kemudian diambil kembali oleh pelaku pada malam harinya. AB berkeliling dengan sepeda, lalu membuang karung tersebut ke semak-semak di kawasan Jalan Man Model.

Beberapa hari kemudian, pelaku kembali ke lokasi pembuangan dan mendapati Rafa sudah meninggal dunia dan mulai membusuk. Untuk menghilangkan jejak, AB memindahkan jasad korban ke pelataran Masjid Jami Husnul Khatimah, di mana jenazahnya akhirnya ditemukan oleh warga. Selama proses pencarian, AB bahkan ikut serta bersama warga, berpura-pura membantu mencari Rafa demi mengelabui kecurigaan.

Penyelidikan Intensif dan Pengumpulan Bukti

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Singkawang bergerak cepat dalam mengungkap kasus ini. Berdasarkan pemeriksaan mendalam dan analisis barang bukti, polisi memastikan bahwa AB adalah pelaku tunggal dalam pembunuhan Rafa. Tidak ada indikasi keterlibatan pihak lain dalam kasus ini.

"Dari hasil pemeriksaan mendalam dan pengecekan barang bukti, kami pastikan pelaku tunggal adalah AB. Tidak ada keterlibatan pihak lain," tegas Kasatreskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu.

Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk pakaian dan popok korban. Rekaman CCTV dari sekitar lokasi kejadian juga menjadi bagian penting dari penyelidikan. Selain itu, tim forensik juga melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengumpulkan bukti-bukti tambahan.

"Memang ada beberapa sidik jari yang kita dapatkan di lokasi penemuan jenazah tersebut. Saat ini masih kita coba analisa hasil temuan sidik jari yang ada di TKP," jelas AKP Deddi Sitepu.

Saat ini, pihak kepolisian masih terus mendalami keterangan dari AB karena terdapat beberapa perubahan dalam pengakuannya. Polisi juga sedang menelusuri lokasi-lokasi yang disebut pelaku untuk memperkuat bukti dalam proses hukum. Kasus ini menjadi perhatian serius pihak kepolisian dan masyarakat Singkawang, yang berharap agar pelaku mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatannya.