Rupiah Tertekan Sentimen Global

Awal pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menunjukkan tren pelemahan di pasar spot. Pada pukul 09.13 WIB, rupiah berada di level Rp 16.310 per dollar AS, terdepresiasi sebesar 6,5 poin atau 0,04 persen dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di Rp 16.303,5 per dollar AS. Kondisi ini mencerminkan tekanan yang dialami mata uang Garuda akibat sentimen global yang kurang kondusif.

Menurut pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra, eskalasi konflik di Timur Tengah menjadi faktor utama yang membebani kinerja rupiah. Kekhawatiran pasar terhadap potensi meluasnya konflik antara Israel dan Iran mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman (safe haven), sehingga mengurangi minat terhadap mata uang negara berkembang seperti rupiah. Proyeksi pergerakan rupiah hari ini menunjukkan potensi pelemahan lebih lanjut ke arah Rp 16.350, dengan level support di sekitar Rp 16.280.

Selain itu, kekhawatiran pasar juga tercermin dari kenaikan harga emas Loco London, yang merupakan aset lindung nilai yang populer di kala ketidakpastian. Namun, indeks dollar AS terpantau masih bergerak terbatas dan terkonsolidasi di kisaran 98–99.

Tekanan terhadap dollar AS sendiri dipicu oleh data inflasi konsumen AS yang lebih rendah dari perkiraan pasar. Kebijakan tarif era Trump yang masih berlaku juga memberikan dampak terhadap perekonomian AS.

Sebelumnya, kurs tengah Bank Indonesia (Jisdor) pada hari Jumat (13/6/2025) tercatat sebesar Rp 16.293 per dollar AS, lebih lemah dibandingkan posisi hari Kamis (12/6/2025) yang berada di Rp 16.237 per dollar AS.

Perbandingan Kurs Rupiah di Lima Bank Besar

Berikut adalah daftar kurs jual dan beli rupiah terhadap dollar AS di lima bank besar di Indonesia pada hari ini:

• BRI:
  • Jual: Rp 16.322
  • Beli: Rp 16.292
• Bank Mandiri:
  • Jual: Rp 16.315
  • Beli: Rp 16.265
• BNI:
  • Jual: Rp 16.373
  • Beli: Rp 16.223
• BCA:
  • Jual: Rp 16.308
  • Beli: Rp 16.288
• CIMB Niaga:
  • Jual: Rp 16.316
  • Beli: Rp 16.291