Mensesneg Puji Buku Dandim Kebumen Ungkap Jejak Soemitro Djojohadikusumo

Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi menyampaikan apresiasi mendalam atas terbitnya buku berjudul "Kebumen: Kota yang Kehilangan Pahlawannya." Karya tersebut ditulis oleh Komandan Distrik Militer (Dandim) 0709/Kebumen, Letnan Kolonel Czi Ardianta Purwandhana, dan mengangkat kisah hidup serta kontribusi Prof. Soemitro Djojohadikusumo.

Buku ini mengupas berbagai fakta menarik mengenai sosok Prof. Soemitro Djojohadikusumo, seorang ekonom terkemuka dan negarawan yang memiliki peran krusial dalam meletakkan dasar-dasar ekonomi modern Indonesia. Menariknya, Prof. Soemitro dilahirkan di Kebumen, sebuah fakta yang seringkali luput dari perhatian publik.

"Karya ini sangat luar biasa. Tidak hanya sekadar menyajikan sejarah lokal, tetapi juga menggali kembali memori nasional yang mungkin terlupakan. Prof. Soemitro adalah tokoh besar yang lahir dari Kebumen, dan ini seharusnya menjadi kebanggaan bagi kita semua," ujar Mensesneg Prasetyo Hadi.

Prasetyo Hadi menekankan bahwa buku ini menjadi pengingat penting akan kontribusi daerah-daerah, khususnya kota-kota kecil seperti Kebumen, dalam melahirkan tokoh-tokoh nasional yang berpengaruh. Ia juga secara khusus meminta tanda tangan penulis sebagai bentuk penghormatan atas karya yang memiliki nilai sejarah tinggi.

Profil Singkat Prof. Soemitro Djojohadikusumo

Prof. Soemitro Djojohadikusumo (1917–2001) merupakan seorang ekonom yang sangat dihormati, bahkan dijuluki sebagai Bapak Ekonomi Pembangunan Indonesia. Lahir di Kebumen, ia dikenal karena memperkenalkan berbagai gagasan modern dalam kebijakan ekonomi, termasuk pengembangan sektor industri dan pengelolaan ekonomi makro. Selain sebagai akademisi, Soemitro juga berkontribusi besar melalui pemikirannya di bidang pembangunan ekonomi Indonesia. Beliau juga merupakan ayah dari Prabowo Subianto, yang saat ini menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Prof. Soemitro pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Menteri Keuangan pada masa pemerintahan Orde Lama.

Dalam bukunya, Letkol Czi Ardianta Purwandhana menggambarkan kontribusi Prof. Soemitro melalui riset mendalam yang mencakup penelusuran arsip, wawancara, dan dokumentasi sejarah. Buku ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya sejarah daerah dalam membentuk identitas nasional.

"Melalui buku ini, saya ingin mengingatkan bahwa sejarah lokal merupakan bagian integral dari ingatan kolektif bangsa. Prof. Soemitro adalah salah satu contoh nyata bagaimana sebuah kota kecil mampu menghasilkan gagasan-gagasan besar yang berdampak luas," jelas Letkol Czi Ardianta.

Dandim Ardianta berharap, apresiasi yang diberikan oleh Mensesneg dapat menginspirasi masyarakat untuk lebih menghargai sejarah lokal dan menghormati tokoh-tokoh nasional yang berasal dari daerah. Ia juga menyampaikan harapan agar pengajuan gelar pahlawan untuk Prof. Soemitro dapat segera terwujud dengan dukungan dari pemerintah pusat.