BRIN dan BATARA Bersinergi Kembangkan Bioenergi Berkelanjutan dari Malapari untuk Rehabilitasi Lahan
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggandeng PT BATARA dalam sebuah inisiatif strategis untuk mendorong transisi energi bersih sekaligus merehabilitasi lahan-lahan marginal. Kolaborasi ini berfokus pada riset terapan pemanfaatan tanaman Pongamia pinnata, atau yang lebih dikenal dengan nama Malapari, sebagai sumber bioenergi yang berkelanjutan.
Tanaman Malapari dipilih karena keunggulannya sebagai bahan baku bioenergi yang ramah lingkungan. Selain itu, tanaman ini memiliki kemampuan unik untuk tumbuh subur di kawasan pesisir yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kepala Pusat Riset Botani Terapan BRIN, M. Imam Surya, menegaskan bahwa Malapari bukan hanya tanaman yang strategis dari sudut pandang ekologi, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang signifikan.
"Malapari memiliki kandungan minyak nabati yang tinggi, sehingga berpotensi besar untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku bioenergi. Hal ini sejalan dengan upaya transisi energi bersih di Indonesia," jelas Imam.
Malapari, tanaman asli India dan Asia Tenggara, kini telah tersebar luas di berbagai wilayah tropis, termasuk Indonesia. Kemampuannya untuk beradaptasi terhadap kondisi salinitas tinggi, penggenangan, dan paparan udara terbuka menjadikannya pilihan ideal untuk ditanam di kawasan pesisir seperti Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Program ini tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan bioenergi, tetapi juga untuk menciptakan model pengelolaan lanskap hutan yang berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat lokal. BRIN, melalui Pusat Riset Botani Terapan, akan secara intensif memantau pertumbuhan tanaman Malapari, kemampuan penyerapan karbonnya, dan kontribusinya terhadap peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
"Penanaman Malapari merupakan langkah awal dalam membangun ekosistem riset terapan yang memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Kami juga akan memberikan pendampingan untuk memastikan inovasi yang dihasilkan relevan dan berkelanjutan," imbuh Imam.
Sebagai bagian dari kemitraan ini, PT Radiant Utama dan PT BATARA telah menanam 500 bibit Malapari di Kabupaten Lembata pada awal Juni 2025. Penanaman ini juga menandai peluncuran Laboratorium Iklim Berbasis Komunitas, sebuah pusat riset, observasi, dan pemberdayaan masyarakat dalam menghadapi dampak perubahan iklim.
Melalui laboratorium ini, BRIN dan mitra lokal akan memastikan bahwa masyarakat Lembata tidak hanya menjadi penerima manfaat program, tetapi juga menjadi agen utama dalam upaya konservasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Imam berharap bahwa inovasi yang lahir dari daerah seperti Lembata dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam skala global.
Koordinator Kerja Sama Riset BRIN–BATARA, Budi Leksono, menekankan pentingnya riset jangka panjang untuk memastikan bahwa rehabilitasi lahan memberikan dampak positif secara ekologis dan ekonomi bagi masyarakat.
"Penting untuk memastikan bahwa rehabilitasi lahan benar-benar berhasil secara ekologis dan ekonomi," kata Budi.
Kolaborasi ini merupakan wujud sinergi antara sektor swasta dan lembaga riset untuk menciptakan inovasi yang dapat diterapkan di berbagai wilayah rawan iklim di Indonesia. Penanaman awal 500 bibit Malapari di Lembata merupakan langkah awal dari target jangka panjang pemerintah daerah untuk menanam satu juta pohon Malapari varietas Lembata.
Upaya ini tidak hanya bertujuan untuk mitigasi perubahan iklim dan adaptasi masyarakat pesisir, tetapi juga untuk mendukung pencapaian target nasional FOLU Net Sink 2030.
BRIN juga akan mendukung pengembangan benih unggul Malapari melalui pendekatan ilmiah dan menyusun rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah, khususnya dalam rehabilitasi lahan kritis.
Riset bioenergi dari biji Malapari, yang kaya akan minyak nabati, merupakan bagian dari upaya untuk mengintegrasikan konservasi lingkungan, ketahanan energi, dan ekonomi sirkular di wilayah kepulauan.
"Inisiatif ini membuktikan bahwa sains, kebijakan, dan sektor swasta dapat bekerja sama secara harmonis untuk menciptakan solusi yang berdampak besar bagi keberlanjutan lingkungan dan masyarakat," pungkas Imam.