Kapan Stres Membutuhkan Pertolongan Profesional? Kenali Tandanya

Stres adalah bagian tak terhindarkan dari kehidupan. Reaksi terhadap tantangan atau ancaman ini memicu respons fisik dan emosional yang kompleks. Namun, kapan stres berubah menjadi masalah yang memerlukan bantuan ahli? Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Jiemi Ardian, Sp.KJ., menjelaskan bahwa kunci utamanya terletak pada kemampuan adaptasi.

Respons tubuh terhadap stres umumnya terbagi menjadi tiga kategori: fight (melawan), flight (lari), dan freeze (membeku). Pilihan respons ini tidak selalu disadari, melainkan ditentukan oleh pengalaman dan sumber daya yang dimiliki individu. Akan tetapi, ketika respons ini menjadi tidak adaptif, misalnya memicu perilaku merugikan bagi diri sendiri atau orang lain, inilah sinyal bahwa bantuan profesional mungkin dibutuhkan.

Tanda-Tanda Stres Membutuhkan Bantuan

  • Respons Tidak Adaptif: Ketika stres memicu reaksi yang justru memperburuk situasi, seperti membentak anak saat rewel atau menarik diri sepenuhnya dari interaksi sosial.
  • Distres atau Penderitaan: Stres yang menyebabkan penderitaan signifikan pada individu atau orang-orang di sekitarnya.
  • Disabilitas: Kondisi di mana stres menghambat kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam aktivitas sehari-hari, bahkan hingga menyebabkan kelumpuhan.
  • Gejala Fisik Berkelanjutan: Munculnya keluhan fisik yang tidak kunjung membaik meski sudah diobati secara medis, seperti sakit kepala kronis, migrain, nyeri otot, atau gangguan tidur.
  • Perburukan Penyakit Fisik: Stres yang memperparah kondisi medis yang sudah ada, seperti diabetes atau hipertensi, sehingga sulit dikendalikan.
  • Kecemasan Berlarut-larut: Pada penderita penyakit jantung, stres dapat memicu kecemasan yang intens dan berkepanjangan.

Efek Stres pada Sistem Tubuh

Stres tidak hanya memengaruhi kondisi mental dan emosional, tetapi juga berdampak signifikan pada berbagai sistem dalam tubuh:

  • Sistem Muskuloskeletal: Ketegangan otot sebagai respons protektif terhadap stres dapat menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.
  • Sistem Pernapasan: Stres dapat memicu napas pendek dan cepat, serta memperburuk kondisi pernapasan seperti asma dan PPOK.
  • Sistem Kardiovaskular: Stres akut dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Stres kronis meningkatkan risiko hipertensi, serangan jantung, dan stroke.
  • Sistem Endokrin: Peningkatan produksi hormon stres seperti kortisol dapat menyebabkan kelelahan kronis, gangguan metabolisme, depresi, dan gangguan kekebalan tubuh.
  • Sistem Gastrointestinal: Stres dapat memengaruhi pencernaan, menyebabkan sakit perut, kembung, dan perubahan bakteri usus yang memengaruhi suasana hati.
  • Sistem Saraf: Respons "fight or flight" yang dipicu oleh stres dapat menguras energi tubuh dan menyebabkan kelelahan jangka panjang.
  • Sistem Reproduksi: Pada pria, stres kronis dapat menurunkan produksi testosteron dan menyebabkan disfungsi ereksi. Pada wanita, stres dapat memengaruhi siklus menstruasi dan kesuburan.

Mengingat dampak luas stres pada kesehatan fisik dan mental, penting untuk mengenali tanda-tanda stres yang memerlukan bantuan profesional. Jangan ragu untuk mencari pertolongan jika Anda merasa kewalahan atau mengalami gejala-gejala yang mengganggu kualitas hidup Anda.