Cinta yang Membawa Luka: Pengakuan Wanita Inggris tentang Penyesalan Pernikahan dengan Prajurit Masai
Kisah cinta lintas budaya yang awalnya tampak bak roman eksotis, berujung pada penyesalan mendalam. Cheryl Thomasgood, seorang wanita asal Inggris, kini mengungkapkan pahitnya pengalaman meninggalkan kehidupan nyamannya demi seorang prajurit Masai bernama Daniel Lekimencho, yang ditemuinya saat berlibur di Kenya.
Perjumpaan di tepi pantai Mombasa, saat Cheryl berusia 34 tahun, menjadi awal mula petualangan cintanya yang penuh liku. Daniel, dengan pesona karismatik dan penampilannya yang eksotis dalam pertunjukan budaya, berhasil memikat hati Cheryl. Keputusan impulsif pun diambil: Cheryl meninggalkan suaminya, Mike Mason, dan ketiga anaknya untuk mengikuti Daniel ke pedalaman Kenya. Keputusan yang mengejutkan ini segera menjadi sorotan media.
Kehidupan Cheryl berubah drastis. Kemewahan suburban Inggris digantikan dengan kesederhanaan gubuk lumpur, tidur beralaskan kulit kambing, dan hidangan ekstrem seperti darah sapi. Pernikahan mereka dilangsungkan pada Hari Valentine 1995, lengkap dengan busana tradisional Masai. Seorang putri, Mitsi, lahir sebagai buah cinta mereka. Namun, kebahagiaan itu tak bertahan lama.
Empat tahun kemudian, pernikahan mereka kandas. Kini, di usia 65 tahun, Cheryl membuka diri tentang penyesalan yang menghantuinya. Dalam sebuah wawancara, ia mengakui bahwa hubungannya dengan Daniel adalah sebuah kesalahan besar. "Saya merasa dimanfaatkan," ujarnya. "Saya membuat kesalahan besar, dan sangat menyesal, terutama karena hal itu merusak kehidupan anak-anak saya."
Setelah kembali ke Inggris, Daniel mengalami perubahan drastis. Obsesinya pada uang dan gaya hidup mewah semakin menjadi-jadi. Pria yang dulu dikenal spiritual berubah menjadi sosok pemarah dan materialistis. Perbedaan budaya dan tekanan untuk membuktikan cinta mereka menjadi sumber konflik berkepanjangan.
"Dulu, kami sering berbicara tentang budaya Masai dan kehidupan spiritual yang sederhana," kenang Cheryl. "Tapi setelah tiba di Inggris, dia berubah. Dia ingin rumah yang lebih besar, baju desainer, dan uang untuk dikirim ke keluarganya di Kenya."
Cheryl juga mengungkapkan bahwa masa lalunya yang kelam, termasuk trauma masa kecil dan kekerasan seksual, membuatnya rentan terhadap hubungan yang tidak sehat. Keputusannya untuk pergi ke Kenya adalah upaya untuk mencari kedamaian, namun berujung pada pelarian dari kenyataan.
Penyesalan terbesarnya adalah dampak yang ditimbulkan pada anak-anaknya. Saat ini, Cheryl berusaha menjalin hubungan baik dengan keempat anaknya: Steve (43), Tommy (41), Chloe (34), dan Mitsi (27). Ia menganggap Mitsi sebagai anugerah terindah dari pernikahannya yang penuh tantangan.
Cheryl kini menjalani hidup yang tenang di Somerset, Inggris, tanpa keinginan untuk menikah lagi. Sementara itu, Daniel diketahui masih tinggal di Isle of Wight dan bekerja di sebuah supermarket.
Daftar Kata Kunci Penting:
- Pernikahan Lintas Budaya
- Prajurit Masai
- Penyesalan
- Cheryl Thomasgood
- Daniel Lekimencho
- Kenya
- Inggris
- Perbedaan Budaya
- Masa Lalu Kelam
- Dampak pada Anak