Jejak Wahyu Ilahi: Menjelajahi Museum Al Wahyu dan Al Quran di Makkah

Makkah, kota suci yang menjadi saksi bisu lahirnya agama Islam, kini menawarkan pengalaman spiritual yang mendalam bagi para peziarah melalui Museum Al Wahyu (The Revelation Gallery) dan Al Quran (The Holy Quran Museum). Berlokasi strategis di kawasan Distrik Budaya Hira, di kaki Gunung Jabal Nur, kedua museum ini menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin menelusuri jejak wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad SAW.

Museum Al Wahyu, yang dibuka pada tahun 2023, menjadi pintu gerbang untuk memahami proses pewahyuan dalam Islam. Di sini, pengunjung dapat menyaksikan replika Gua Hira, tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT. Replika ini dibuat semirip mungkin dengan aslinya, memberikan gambaran nyata tentang suasana ketika peristiwa penting tersebut terjadi. Pengunjung juga dapat menyaksikan multimedia yang mengisahkan perjalanan para nabi, mulai dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW, dengan fokus pada momen-momen penting dalam penerimaan wahyu. Film yang disajikan dalam bahasa Arab kemudian dijelaskan oleh pemandu dalam bahasa Indonesia, sehingga mudah dipahami oleh pengunjung dari berbagai negara. Museum ini memiliki empat mini teater yang masing-masing menyajikan kisah yang berbeda, membawa pengunjung dalam perjalanan spiritual yang mendalam.

Tidak jauh dari Museum Al Wahyu, berdiri megah Museum Al Quran yang baru diresmikan pada Maret 2025. Museum ini didedikasikan untuk melestarikan dan menampilkan keindahan serta sejarah Al-Quran. Di sini, pengunjung dapat melihat berbagai manuskrip Al-Quran dari berbagai era, yang ditulis di atas berbagai media seperti tulang, kulit, dan batu. Salah satu koleksi yang paling menarik adalah replika Al-Quran terbesar di dunia, yang memukau dengan ukurannya yang monumental dan kaligrafi yang indah. Selain itu, museum ini juga memamerkan salinan sulaman Al-Quran buatan tangan Naseem Akhtar dari Pakistan, sebuah karya seni yang menakjubkan dengan detail yang rumit dan presisi yang luar biasa. Panel mosaik surah Al-Faatihah dan awal surah Al-Baqarah, yang dibuat oleh kaligrafer Mustafa Dhul-Fiqar dari lebih dari 1 juta keping porselen mosaik, juga menjadi daya tarik utama museum ini.

Kedua museum ini menawarkan pengalaman yang berbeda namun saling melengkapi. Museum Al Wahyu memberikan pemahaman tentang proses pewahyuan, sementara Museum Al Quran menampilkan keindahan dan sejarah kitab suci Al-Quran. Bagi para peziarah yang tidak dapat mendaki Jabal Nur untuk melihat Gua Hira secara langsung, kedua museum ini menjadi alternatif yang sangat baik untuk merasakan atmosfer spiritual tempat wahyu pertama diturunkan. Dengan biaya masuk yang terjangkau, Museum Al Wahyu dan Al Quran menjadi destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin memperdalam pemahaman tentang Islam dan menelusuri jejak wahyu ilahi di Makkah Al Mukarramah.

Harga Tiket:

  • 25 Riyal per orang (sekitar Rp 109 ribu)
  • 20 Riyal per orang untuk grup (sekitar Rp 87 ribu)