Kementerian PUPR Fokus Tingkatkan Infrastruktur Irigasi Guna Raih Swasembada Pangan pada 2029

Pemerintah Indonesia terus berupaya keras untuk mencapai swasembada pangan dengan memprioritaskan pembangunan dan peningkatan infrastruktur irigasi di berbagai wilayah. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memegang peranan penting dalam merealisasikan target ini, sejalan dengan Instruksi Presiden (Inpres) No. 2 Tahun 2025 yang mengamanatkan percepatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Inpres ini menjadi landasan utama bagi Kementerian PUPR dalam mendukung program swasembada pangan yang dicanangkan pemerintah. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah mendukung optimalisasi lahan pertanian dengan target penambahan luas tanam sebesar 665.485 hektare.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR, Lilik Retno Cahyadiningsih, menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya air yang efektif dan efisien. Menurutnya, sektor pertanian, industri, dan rumah tangga saling bersaing dalam pemanfaatan sumber daya air. Oleh karena itu, negara harus hadir untuk menjamin pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat, terutama air untuk konsumsi sehari-hari dan irigasi pertanian. Kementerian PUPR saat ini fokus pada kegiatan dukungan optimalisasi lahan (oplah) Kementerian Pertanian dengan target penambahan luas tanam signifikan yang tersebar di 14 provinsi. Program ini diharapkan dapat diselesaikan tepat waktu untuk mendukung musim tanam kedua (MT II), dengan mengoptimalkan jaringan irigasi yang sudah ada melalui pendekatan Water For Food.

Kementerian PUPR telah menetapkan lima target utama yang ingin dicapai pada tahun 2029 untuk meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan:

  • Luas Baku Sawah Fungsional Beririgasi: Meningkatkan presentase luas baku sawah fungsional yang teririgasi menjadi 62,3%.
  • Rasio Luas Layanan Irigasi yang Dijamin Waduk: Meningkatkan rasio luas layanan irigasi yang ketersediaan airnya dijamin oleh waduk menjadi 16,57%.
  • Efisiensi Pemanfaatan Air Irigasi: Meningkatkan efisiensi pemanfaatan air irigasi hingga mencapai US$ 0,43 per meter kubik.
  • Luas Layanan Irigasi untuk Pertanian Multi Komoditas: Membangun 180.000 hektare luas layanan irigasi yang diperuntukkan bagi pertanian multi komoditas.
  • Rehabilitasi dan Peningkatan Luas Layanan Irigasi: Merehabilitasi dan meningkatkan 1,2 juta hektare luas layanan irigasi.

Lilik Retno Cahyadiningsih menekankan bahwa pencapaian target-target fisik ini memerlukan sinergi yang kuat antara berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat. Kolaborasi pentahelix ini sangat penting untuk mewujudkan swasembada pangan yang berkelanjutan. Strategi pengelolaan sumber daya air yang komprehensif juga menjadi kunci keberhasilan program ini. Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan meliputi:

  • Revitalisasi infrastruktur irigasi yang ada.
  • Pengelolaan terpadu daerah aliran sungai (DAS).
  • Penerapan teknologi hemat air.
  • Pelembagaan dan tata kelola air yang baik.
  • Komitmen multi sektor dalam pembangunan, operasi, dan pemeliharaan infrastruktur.
  • Pendanaan yang berkelanjutan.

Dengan strategi yang terencana dan pelaksanaan yang terkoordinasi, pemerintah optimis dapat mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.