Konflik Israel-Iran Memanas: Ancaman Penutupan Selat Hormuz Bayangi Pasar Energi Global

Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat tajam, memicu kekhawatiran global akan potensi gangguan pada jalur perdagangan energi vital. Menyusul serangan yang dikaitkan dengan Israel, Iran melontarkan ancaman untuk menutup Selat Hormuz, jalur laut strategis yang menjadi urat nadi perdagangan minyak dunia.

Selat Hormuz, sebuah jalur sempit yang memisahkan Iran dari Oman dan Uni Emirat Arab, merupakan satu-satunya akses maritim ke Teluk Persia. Lebih dari sekadar jalur air, selat ini adalah arteri penting yang menghubungkan produsen minyak utama di kawasan tersebut dengan pasar global. Data dari Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) mengungkapkan bahwa sekitar seperlima dari konsumsi minyak dunia melewati Selat Hormuz, menjadikannya titik transit minyak terpenting di dunia.

Konsekuensi dari penutupan Selat Hormuz akan sangat luas dan berpotensi menghancurkan. Terhentinya aliran minyak melalui jalur ini akan memicu lonjakan harga minyak global, yang berdampak pada ekonomi di seluruh dunia. Selain itu, tindakan seperti itu dapat memperburuk ketegangan regional, meningkatkan risiko konflik yang lebih luas.

Ancaman penutupan Selat Hormuz bukan pertama kalinya terjadi. Selama Perang Iran-Irak (1980-1988), kedua belah pihak menargetkan kapal tanker di Teluk Persia, sebuah periode yang dikenal sebagai "Perang Tanker". Meskipun terjadi eskalasi, Selat Hormuz tetap terbuka. Pada tahun 2019, serangan terhadap kapal-kapal di dekat selat tersebut, di lepas pantai Fujairah, Uni Emirat Arab, meningkatkan ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat. Washington menyalahkan Teheran atas serangan itu, tetapi Iran membantah keterlibatan apa pun.

Perkembangan terbaru di kawasan ini semakin meningkatkan kekhawatiran. Serangan oleh kelompok Houthi di Yaman terhadap kapal-kapal di sekitar Selat Bab al-Mandeb, pintu masuk ke Laut Merah, telah mengganggu perdagangan global. Namun, tidak seperti Selat Hormuz, ada rute alternatif untuk menghindari Laut Merah, meskipun lebih panjang dan lebih mahal. Tidak ada alternatif yang layak untuk Selat Hormuz untuk pengiriman dari Teluk Persia.

Terlepas dari ancaman yang dilontarkan oleh anggota parlemen Iran, kemampuan dan kesediaan Teheran untuk benar-benar menutup Selat Hormuz masih belum pasti. Langkah seperti itu hampir pasti akan memicu tanggapan militer yang kuat dari Amerika Serikat, yang memiliki kehadiran angkatan laut yang signifikan di kawasan tersebut. Situasi ini tetap tegang, dengan implikasi yang luas bagi pasar energi global dan stabilitas regional.

Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Signifikansi Strategis: Selat Hormuz adalah jalur laut penting untuk perdagangan minyak global.
  • Ancaman Penutupan: Iran telah mengancam akan menutup selat itu sebagai tanggapan atas permusuhan Israel.
  • Dampak Global: Penutupan akan menyebabkan lonjakan harga minyak dan potensi konflik yang lebih luas.
  • Preseden Historis: Selat itu telah menjadi titik nyala selama konflik sebelumnya, tetapi tidak pernah ditutup sepenuhnya.
  • Respons AS: Amerika Serikat kemungkinan akan menanggapi dengan kekuatan militer jika selat itu ditutup.